Select Language

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
use your language

Minggu, 02 Oktober 2011

Pendekatan Psikologi dan Tokoh-tokoh didalamnya

A.      Humanistik
·         Carl Roger
1)      Memandang manusia sebagai makhluk yang positif dan optimis
2)      Penekanan pada Self  Concept
                                      i.      Konsep diri menurut Rogers adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku.
3)      Ideal Self dan Real Self
                                      i.      Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. Untuk menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut sesuai atau tidak, Rogers mengenalkan 2 konsep lagi, yaitu Incongruence dan Congruence.
                                     ii.      Incongruence adalah ketidakcocokan antara self yang dirasakan dalam pengalaman aktual disertai pertentangan dan kekacauan batin.
                                   iii.      Sedangkan Congruence berarti situasi di mana pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah konsep diri yang utuh, integral, dan sejati.
4)      Pertentangan antara Real Self dan Ideal self akan menimbulkan gangguan
5)      Client center therapy (person center)
a. Latar Belakang Historis Terapi Client Centered
·         Terapi Client Centered dipelopori oleh Carl R . Rogers sebagai reaksi terhadap apa yang disebutnya sebagai keterbatasan-keterbatasan mendasart dari psikoanalisis;
·         Pada hakikatnya pendekatan Client Centered merupakan cabang khusu dari terapi Humanistik yang menggaris bawahi tindakan mengalami klien berikut duni subjektif dan fenomenalnya;
b. Beberapa Asumsi Dasar Terapi Client Centered
·         Individu memiliki kapasitas untuk membimbing,mengatur,mengarahkan,dan mengendalikan dirinya sendiri apabila ia diberikan kondisi tertentu yang mendukung
·         Individu memiliki potensi untuk memahami apa yang terjadi dalam hidupnya yang terkait dengan tekanan dan kecemasan yang ia rasakan.
·         Individu memiliki potensi untuk mengatur ulang dirinya sedemikian rupa sehingga tidak hanya untuk menghilangkan tekanan dan kecemasan yang ia rasakan,tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan diri dan mencapai kebahagiaan.
c. Prinsip-Prinsip dalam Terapi Client Centered
·         Kita berperilaku sesuai dengan persepsi kita terhadap realitas. Berkaitan dengan hal ini,untuk memahami masalah klien,maka kita harus benar-benar memahami bagaimana ia mempersepsikannya.
·         Kita termotivasi oleh dorongan primer bawaan lahir yang berupa dorongan untuk mengaktualisasikan diri. Secara otomatis individu akan mengembangkan potensinya dalam kondisi-kondisi yang mendukung. Kondisi-kondisi ini dapat diciptakan dalam terapi dan oleh karena itu,terapis harus bersikap nondirektif.
·         Individu memiliki kebutuhan dasar akan cinta dan penerimaan. Dalam terapi,hal ini diterjemahkan sebagai adanya kebutuhan untuk fokus pada hubungan (antara terapis dan klien-red) dan pengkomunikasian empati,sikap menghargai,dan ketulusan dari terapis.
·         Konsep diri individu bergantung pada penerimaan dan penghargaan yang ia terima dari orang lain. Konsep diri klien dapat ia ubah apabila ia mengalami penghargaan positif tanpa syarat (unconditional positive regard) dalam terapi.
d. Tujuan Terapi Client Centered
a. Keterbukaan pada Pengalaman
Sebagai lawan dari kebertahanan,keterbukaan pada pengalamam menyiratkan menjadi lebih sadar terhadap kenyataan sebagaimana kenyataan itu hadir di luar dirinya.
b. Kepercayaan pada Organisme Sendiri
Salah satu tujuan terapi adalah membantu klien dalam membangun rasa percaya terhadap diri sendiri. Dengan meningknya keterbukaan klien terhadap pengalaman-pengalamannya sendiri,kepercayaan kilen kepada dirinya sendiri pun muali timbul.
c. Tempat Evaluasi Internal
Tempat evaluasi internal ini berkaitan dengan kepercayaan diri,yang berarti lebih banyak mencari jawaban-jawaban pada diri sendiri bagi masalah-masalah keberadaannya. Orang semakin menaruh perhatian pada pusat dirinya dari pada mencari pengesahan bagi kepribadiannya dari luar. Dia mengganti persetujuan universal dari orang lain dengan persetujuan dari dirinya sendiri. Dia menetapkan standar-standar tingkah laku dan melihat ke dalam dirinya sendiri dalam membuat putusan-putusan dan pilihan-pilihan bagi hidupnya.
e. Beberapa Elemen Pokok dan Proses Terapi
Pada tahun 1957,Rogers mengajukan elemen-elemen berikut ini yang ia yakini merupakan elemen-elemen atau kondisi-kondisi pokok yang diperlukan untuk mendapatkan hasil terapi yang positif,yakni:
·         Terapis bersikap tulus dan kongruen dalam hubungan itu.
·         Terapis merasakan penerimaan tanpa syarat terhadap kliennya.
·         Terapis memiliki pemahaman empatik terhadap pola pikir klien.
·         Setidaknya klien mempersepsikan ketiga hal di atas,meski tidak sepenuhnya.
Proses terapi dan konseling dalam pendekatan client-centered pada dasarnya adalah sebagai berikut:
·         Terapis dan klien membangun kontrak konseling yang bersifat mutual (saling).
·         Terapis menampilkan suatu sikap dalam hubungan yang dicirikan dengan kondisi-kondisi pokok (seperti yang disebutkan di atas).
·         Kapasitas klien yang terbesar untuk menyelesaikan masalah dilepaskan karena dia bebas dari kecemasan dan keraguan yang menghalangi potensinya selama ini.

6)      Mengepalai proyek penelitian tentang efek hubungan terapeutik pada skizofernia
7)      Dipusatkan pada persepsi mengenai self
8)      Menekankan pada kehidupan batiniah, perasaan-perasaan yang disadari, refleksi, yang dilakukan dalam sebuah hubungan yang hangat dan bersahabat.

B.      Psikodinamika
·         Sigmund Freud
1)      Pikiran tidak sadar menentukan perilaku
2)      Strukutur kepribadia
                                           i.      Id merupakan libido murni atau energi psikis yang bersifat irasional. Id merupakan sebuah keinginan yang dituntun oleh prinsip kenikmatan dan berusaha untuk memuaskan kebutuhan ini.
                                         ii.      Ego merupakan sebuah pengatur agar id dapat dipuaskan atau disalurkan dalam lingkungan sosial. Sistem kerjanya pada lingkungan adalah menilai realita untuk mengatur dorongan-dorongan id agar tidak melanggar nilai-nilai superego
                                        iii.      Sedangkan Superego sendiri adalah bagian moral dari kepribadian manusia, karena ia merupakan nilai baik-buruk, salah- benar, boleh- tidak sesuatu yang dilakukan oleh dorongan Ego yaitu Id.
3)      Konflik psikologis mengarah pada defense mechanism yang tidak disadari
4)      Gangguan muncul karena pengalaman masa lalu


C.      Behavior
·         Skinner
1)      Perilaku terbentuk karna ada stimulus respon yang melibatkan interaksi dengan lingkungan
2)      Teori belajar
Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
3)      Teori Bahvioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
4)      Operant Concitioning atau pengkondisian operan adalah suatu proses penguatan perilaku operan (penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.
Perilaku operan adalah perilaku yang dipancarkan secara spontan dan bebas berbeda dengan perilaku responden dalam pengkondisian Pavlov yang muncul karena adanya stimulus tertentu. Contoh perilaku operan yang mengalami penguatan adalah: anak kecil yang tersenyum mendapat permen oleh orang dewasa yang gemas melihatnya, maka anak tersebut cenderung mengulangi perbuatannya yang semula tidak disengaja atau tanpa maksud tersebut. Tersenyum adalah perilaku operan dan permen adalah penguat positifnya.
5)      Belajar dari lingkungan untuk melihat perilaku adaptif dan maladaptif
6)      Gangguan perilaku terjadi karena adanya pengalaman salah belajar
7)      Ide-ide Skinner berguna dalam modifikasi perilaku terhadap pengelolaan pasien dan narapidana baik secara individual maupun kelompok
8)      Ide dasar : tindakan yang diberi reward cenderung diulang
.
D.      Kognitif........
·      Jean Piaget
1)      memandang perilaku seseorang melalui perinsip kognitif (mengolah dan mengorganisasikan informasi)
2)      kognitif berperan dalam memberi pandangan/acuan sebagaimana perkembangan kognirif pada umumnya
3)      memahami konsep-konsep seperti :
                                           i.      persepsi : melibatkan kognisi tingkat tinggi dalam penginterpretasian terhadap informasi sensorik.
                                         ii.      atensi : pemusatan pikiran, dalam bentuk yang jernih dan gamblang, terhadap sejumlah objek simultan atau sekelompok pikiran
                                        iii.      mental set : Salah satu cara untuk mendefinisikan set mental adalah kecenderungan untuk mendekati situasi dalam cara tertentu karena metode yang bekerja di masa lalu. Namun, Anda juga bisa memikirkan satu set mental sebagai bagian Anda bermain pada dasar yang normal ... dan Anda adalah seorang aktor yang sangat bagus! Jika Anda yakin cukup kuat hal-hal baik akan terjadi pada Anda, maka Anda mungkin akan bertindak lebih positif dari yang lain dan karena itu memiliki hal-hal baik terjadi pada Anda sebagai hasilnya.
                                       iv.      khayalan dan keyakinan
4)      kognitifif menekankan tentang permrosesan informasi dan mempelajari tentang ingatan, problem solving dan self regulation


REFERENSI


0 komentar:

Posting Komentar

Facebook comment