Select Language

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
use your language

Selasa, 17 Mei 2011

Kognisi Sepanjang Masa Kehidupan

“KOGNISI SEPANJANG MASA KEHIDUPAN”

A. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Pembahasan mengenai perkembangan manusia dititik beratkan pada usia dalam kaitannya dengan perubahan-perubahan fisik, kognitif, dan sosial yang terjadi sepanjang rentang kehidupan. Perkembangan kognitif secara spesifik difokuskan pada perubahan dalam cara berfikir, memecahkan masalah, memori, dan intelegensi.
1.      Cara berfikir adalah strategi atau cara dalam menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu; menimbang-nimbang dalam ingatan.
2.      Pemecahan masalah adalah bagian dari proses berpikir. Sering dianggap merupakan proses paling kompleks di antara semua fungsi kecerdasan, pemecahan masalah telah didefinisikan sebagai proses kognitif tingkat tinggi yang memerlukan modulasi dan kontrol lebih dari keterampilan-keterampilan rutin atau dasar. Proses ini terjadi jika suatu organisme atau sistem kecerdasan buatan tidak mengetahui bagaimana untuk bergerak dari suatu kondisi awal menuju kondisi yang dituju.
3.      Ingatan atau memori adalah sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak dalam pengambilan informasi.
Ada banyak klasifikasi ingatan berdasarkan durasi, alam, dan pengambilan sesuatu yang diinginkan. Pada dasarnya ingatan dapat dibagi pada dua kategori yaitu ingatan eksplisit dan implisit.
Ø      Ingatan eksplisit
Ingatan eksplisit meliputi penginderaan, semantik, episodik, naratif, dan ingatan otobiografi. Kegunaan dari ingatan eksplisit adalah untuk informasi sosial dan identitas, penggambaran otobiografi, aturan sosial, norma, harapan. Beberapa ciri dari ingatan eksplisit adalah :
o       Berkembang belakangan / bias kortikal
o       Bias hemisfer kiri.
o       Hippocampal / dorsal lateral.
o       Memiliki konteks atau sumber ingatan yang jelas.
Ø      Ingatan implisit
Ingatan implisit meliputi penginderaan, emosi, ingatan prosedural, pengkondisian rangsang - respon. Kegunaan dari ingatan implisit adalah tempat skema kelekatan, transference, dan super ego. Beberapa ciri dari ingatan implisit adalah :
o       Berkembang lebih awal / bias subkortikal.
o       Bias hemisfer kanan.
o       Berpusat pada Amigdala (sekelompok saraf yang berbentuk kacang almond).
o       Bebas dari konteks atau tidak memiliki sumber atribusi atau pelabela.
4.      Intelegensi adalah keahlian memecahkan masalah dan kemampuan untuk beradaptasi pada, dan belajar dari, pengalaman hidup sehari-hari.

Kognisi manusia ditinjau dari sudut pandang perkembangan, adalah hasil dari rangkaian tahap-tahap perkembangan yang dimulai sejak tahun-tahun awal permulaan pertumbuhan pada tahap awal. Persepsi, memori, bahasa dan proses berfikir dikendalikan oleh struktur genetik dasar yang  mewarisi dan perubahan yang dialami sebagai tanggapan terhadap permintaan lingkungan yang muncul dalam berbagai interaksi antara lingkungan sosial dan lingkunga pendidikan; serta sebagai akibat interaksi antara perubahan fisik individu dengan lingkungannya.

B. TOKOH DALAM PSIKOLOGI KOGNITIF DAN TEORINYA

1. Jean Piaget (1896-1980)

Sebelum membicarakan tentang teori kognitif Jean Piaget, kita perlu terlebih dahulu mengetahui beberapa konsep penting yang diutarakan oleh beliau. Diantara banyak konsep, ada dua konsep utama dalam perkembangan kognitif piaget yaitu; organisasi dan adaptasi. Konsep-konsep penting tersebut adalah :
a)      Organisasi(organization)
mengacu pada sifat dasar struktur mental untuk mengeksplorasi dan memahami dunia. Pikiran dalam perspektif piaget bersifat terstruktur dan terorganisasi, meningkat kompleksitasnya dan terintegrasi.
Tingkat berfikir yang paling sederhana adalah skema,
·         Skema
Skema merujuk kepada potensi  yang ada dalam diri manusia untuk melakukan sesuatu dengan cara tertentu.
Contohnya, sewaktu dilahirkan, bayi telah dilengkapkan dengan beberapa gerakan pantulan yang dikenali sebagai skema seperti gerakan menghisap, memandang, mencapai, merasa, memegang, serta menggerakkan tangan dan kaki. Bagi gerakan memegang, kandungan skemanya adalah memegang benda yang tidak menyakitkan. Oleh itu, bayi juga akan cenderung memegang benda-benda yang tidak menyakitkan seperti contoh, jari ibu. Skema yang ada pada bayi akan menentukan bagaimana bayi bertindak dengan sekitarnya.
b)      Adaptasi
Adaptasi  merupakan satu keadaan di mana wujud keseimbangan di antara akomodasi dan asimilasi untuk disesuaikan dengan sekitarnya.
Ø      Asimilasi adalah proses memanipulasi dunia luar dengan cara membuatnya menjadi serupa dengan diri organisme tersebut.
Asimilasi mengambil sesuatu dari dunia luar& mencocokkannya ke dalam struktur yang sudah ada.
Contoh: manusia mengasimilasi makanan dengan membuatnya ke dalam komponen nutrisi (sambal, kue, snack), makanan yg mereka makan menjadi bagian dari diri mereka.
Ø      Akomodasi adalah suatu adaptasi dengan cara memodifikasi diri organisme tersebut sehingga menjadi lebih menyukai lingkungannya.
Ketika seseorang mengakomodasi sesuatu, mereka mengubah diri mereka sendiri untuk memenuhi kebutuhan eksternal.
Contoh: tubuh tidak hanya mengasimilasi makanan tapi juga mengakomodasikannya dengan mensekresi cairan lambung untuk menghancurkannya & kontraksi lambung mencernanya secara involunter.

Piaget mengaplikasikan proses asimilasi & akomodasi terhadap intelektual seperti terhadap proses fisik.
·         Anak-anak mengasimilasi ide-ide baru, “food for thought/makanan untuk kognisi(pikiran)” dengan mencocokkannya ke dalam struktur kognitif yang sudah ada & mengakomodasikan ide-ide tersebut dengan mengubah struktur kognitif mereka dalam meresponsnya.
·         Bila idenya baru & struktur kognitif perlu untuk membuatnya berarti, anak-anak akan membuatnya sebagai bagian dari proses pikir mereka & akan mengubah
·         cara berpikir mereka dalam meresponsnya.
·         Perkembangan intelektual tidak akan terjadi bila ide anak-anak itu dikenal sudah diasimilasi atau bila mereka melanjutkan struktur tersebut untuk asimilasi.

Jean Piaget mendapati kemampuan mental manusia muncul di tahap tertentu dalam proses perkembangan yang dilalui. Menurut beliau lagi, perubahan daripada satu peringkat ke satu peringkat seterusnya hanya akan berlaku apabila kanak-kanak mencapai tahap kematangan yang sesuai dan sesuai kepada pengalaman yang relevan. Tanpa pengalaman-pengalaman tersebut, anak-anak dianggap tidak mampu mencapai tahap perkembangan kognitif yang tinggi.
Oleh karna itu, beliau telah membagikan perkembangan kognitif kepada empat tahap yang mengikut urutan umur.

Tahap-tahap perkembangan tersebut adalah :
a. Tahap Sensorimotor (0-2 tahun)

Pada tahap ini, bayi melihat kepada hubungan antara badannya dengan sekitarnya. Motoriknya berkembang dari smasa ke masa. Bayi tersebut mempelajari tentang dirinya dengan melihat, menyentuh, dan mendengar di sekelilingnya kemudian menirunya. Kebolehan untuk meniru tingkah laku dikenali sebagai pembelajaran melalui perhatian (observational learning) (Mussen dan Kagan, 1974). Dalam perkembangan sensorimotor ini, terdapat enam sub tahap yang dikategorikan dengan melihat perkembangan kebolehan tertentu pada umur yang tertentu.
  1. Dari lahir hingga satu bulan (refleks).
Bayi hanya mampu melakukan gerakan pantulan yang diwujudkan lahir melalui tingkah laku pendengaran, penyusunan, gerakan tangan (genggaman dan sebagainya).
  1. Sebulan hingga empat bulan (reaksi asas sekular).
Bayi mulanya mempunyai pengertian tentang bahagian badannya yang tertentu. Di tahap ini pengalaman memainkan peranan yang penting untuk pembentukan tingkah laku anak-anak. Pengalaman boleh didapati daripada perkembangan di tahap pertama.
  1. Empat hingga lapan bulan (reaksi sekular kedua).
Di tahap ini bayi mempunyai persediaan untuk membuat pandangan dan perhatian yang lebih. Kebanyakan tingkahlaku bayi dihasilkan daripada sesuatu proses pem belajaran. Bayi telah dapat melakukan tingkah laku baru seperti mengambil suatu barang lalu menggerakkannya.
  1. Delapan hingga dua belas bulan ( reaksi kordinasi).
Dikatakan sebagai masa pengukuhan di mana keadaan yang wujud sebelumnya disesuaikan di antara satu sama lain. Pada tahap ini, perkembangan mental bayi sudah dapat dikatakan sebagai sebagai berada di tahap perkembangan daya kognitif dan kebolehan mental asas pada bayi. Bayi sudah mengetahui sebab akibat sesuatu keadaan berlaku. Contohnya, apabila menggoncangkan sesuatu alat mainan, ia akan berbunyi.
  1. Dua belas bulan hingga lapan belas bulan (reaksi sekular ketiga).
Pada tahap ini, penemuan makna baru melalui pengalaman yang dilalui oleh bayi berlaku secara aktif. hal ini, bayi memerlukan kecepatan untuk melahirkan keseluruhan rangkaian tingkah laku apabila berada di dalam sesuatu situasi baru. di tahap ini, bayi memperlihatkan kemajuan yang pesat berhubung dengan pemahaman sesuatu konsep dan telah mempunyai konsep yang kukuh tentang sesuatu objek.
  1. Delapan belas bulan hingga dua tahun (penggambaran pemikiran awal).
Berlakunya kombinasi mental di mana anak-anak mulai mempunyai upaya untuk memahami aktivitas permainan dan fungsi simbolik. Pada tahap ini, kanak-kanak dapat mengatasi masalah kaedah dan dapat membedakan jenis-jenis tingkah laku peniruan yang diperhatikan. anak-anak juga telah mengetahui tentang peranan jenis kelamin dan fungsi individu dalam rumah tangga.

b. Tahap Pra operasional ( 2-7 tahun )

Menurut Piaget, perkembangan yang paling penting di tahap ini ialah penggunaan bahasa. Anak-anak yang berada di tahap ini mula menggunakan simbol di dalam permainan, contohnya mengandaikan buku sebagai kereta apabila diletakan di atas lantai. Namun begitu, dari segi kualitas, pemikiran kanak-kanak masih lagi di tahap yang rendah berbanding dengan orang dewasa. Contohnya, pemikiran kanak-kanak adalah egosentrik di mana, di dunia ini, keseluruhannya dilihat hanya dari perspektif mereka saja.
Piaget juga mengatakan bahawa proses perkembangan kognitif kanak-kanak menjadi lebih sempurna melalui tiga kemampuan dasar yang berlaku yaitu :
  1. Perkembangan kebolehan mental anak-anak untuk melakukan tingkah laku yang setara seperti kebolehan mengira.
  2. Melalui latihan yang diulang-ulang, rangkaian tingkah laku yang dikukuhkan dan digeneralisasikan sehingga menjadi skema tingkah laku yang stabil.
  3. Hal-hal umum yang betul-betul difahami oleh individu bagi mewujudkan sesuatu pengukuhan tingkah laku.
Selain itu, Piaget juga mengatakan bahawa operasi yang berlaku mesti berdasarkan pada tiga fenomena mental  yaitu pengamatan, ingatan dan bayangan. Pengamatan merupakan suatu proses di mana kanak-kanak memberikan sepenuh perhatian terhadap sesuatu yang dilihat. Sementara, ingatan pula adalah satu proses pembinaan, pengumpulan dan pengambilan kembali memori mengenai peristiwa lalu. Manakala, bayangan merupakan satu proses yang menyebabkan sensasi yang statik, lalu pandangan dan pendengaran yang dikumpulkan di bagian mental.
Bagi tahap ini, Piaget telah membagikan kepada dua sub tahap iaitu :
  1. Tahap Pro-konseptual ( 2-4 tahun )
  2. Tahap Pra-operasi ( 4-7 tahun )
Di tahap pra-konseptual, anak-anak belum lagi dapat membedakan dan memahami dua atau lebih dimensi pada masa yang sama. Hal ini kerena, mereka belum dapat menyusun penerangan yang ada dalam pemikiran.
Kecerdasan di tahap ini  diuraikan sebagai kaku, tegang, ketidaksanggupan membuat kesimpulan dan tidak menumpukan perhatian terhadap hubungan di antara peristiwa yang berbeda. Terdapat empat kandungan utama proses kognitif dalam tahap ini yaitu 'egocentrism', 'konsep sebab-akibat', 'peningkatan perolehan bahasa' dan 'pembentukan identiasi diri'.


Pada tahap ini, anak-anak tidak lagi berfikir secara egosentrik seperti yang pada tahap praoperasi.
Perasaan ingin tahu menjadikan kanak-kanak pada tahap ini akan gemar menanyakan sesuatu yang menarik minat mereka kepada orang yang lebih dewasa. Berkembangnya semangat inkuiri ini seterusnya menyebabkan mereka mulai menerima pendapat orang lain. Anak-anak akan mulai belajar bermain dan bergaul dengan rakan-rakan sebaya kerena pada tahap ini mereka akan mula memasuki bangku sekolahan.
Satu lagi perubahan yang dapat dilihat ialah mereka sedikit demi sedikit sudah mula memahami unsur-unsur pemikiran logik. Mereka faham akan konsep-konsep nombor, berat, susunan dan padatan. mereka juga faham akan konsep pengakalan sesuatu benda atau objek. Walau bagaimanapun, kanak-kanak pada umur sebegini masih belum memahami atau mengetahui tentang perkara-perkara yang abstrak seperti konsep kenegaraan, ketuhanan, makna hidup dan sebagainya. Mereka hanya memahami konsep-konsep yang konkrit atau objektif seperti mengenali hewan, tumbuhan dan sebagainya.
Dengan itu, Inhelder dan Piaget (1958) menegaskan bahawa kanak-kanak pada tahap ini boleh melaksanakan setengah operasi ke atas objek lain tetapi tidak boleh beroperasi ke atas operasi atau proses pemikirannya sendiri.

d. Tahap Operasi Formal (Remaja - Dewasa)

Pada tahap ini Piaget menyatakan bahwa perkembangan kecerdasan kognitif manusia telah sampai ke tahap maksimal. Tahap ini melibatkan umur sebelas hingga lima belas tahun. Pemikiran dan penguraian pendapat individu pada tahap ini dikatakan lebih baik dan nyata. mereka dikatakan mampu membuat keputusan dan telah dapat membuat hipotesis melalui perhatian. Individu telah mulai mencari jalan untuk menyelesaikan masalah berdasarkan rasional dan lebih bersifat sistematik.
Piaget menyatakan kaum remaja pada tahap ini didapati patuh dan berhati-hati dengan pendapat dan pegangan. Mereka mulai memikirkan tentang diri mereka dan peranan mereka dalam masyarakat. Di samping itu, mereka telah membuat perancangan berdasarkan pegangan dan pendapat yang dipikirkan sesuatu dengan nilai dan norma yang terdapat dalam masyarakat.
Pada tahap ini juga, pemikiran baru dihasilkan yaitu berbentuk abstrak, formal dan logik. Walaupun pemikiran pada operasi tahap formal bermula semasa zaman remaja, pemikiran ini kadangkala jarang digunakan (Burbulus & Linn 1988).

2. Lev Vygotsky (1896-1934)

Tahap-tahap dalam perkembangan Vygotsky menerima tahap-tahap perkembangan Piaget, namun menolak penekanan pada rangkaian yang ditetapkan secara genetic. Piaget meyakini bahwa perkembangan mendahului pembelajaran, sedangka Vygotsky meyakini bahwa pembelajaran mendahului perkembangan.(psikologi kognitif, hal: 372)
Salah satu persamaan antara pemahaman Vygotsky dan Piaget adalah fenomena internalisasi bahasa. Internalisasi adalah proses dimana, tindakan eksternal ditransformasikan menjadi fungsi-fungsi psikologis internal.

C. PERKEMBANGAN SARAF

Pendekatan neuro kognitif pada psikologi kognitif perkembangan, menekankan perkembangan otak dan persamaannya dengan perubahan kognitif. Perkembangan biologis otak, baik prenatal (masa pembuahan sampai dengan masa pertumbuhan dan perkembangan individu yaitu pada saat pembuatan telur pada ibu oleh spermatozoa pada ayah) maupun post-natal aecaran inheren melibatkan perkembangan kognitif.

Proses-proses kognistif, seperti persepsi, memori, pembayangan(imagery), bahasa, berpikir, dan pemecahan masalah didasarkan pada struktur dan proses-proses neurologis(seperti pada gambar diatas).
Empat pendekatan yang berbeda digunakan dalam neouropsikologi perkembangan, yaitu :
·         Penelitian perkembangan sistem saraf dalam hubungannya dengan perubahan kognitif.
·         Penelitian kognitif sepanjang rentang kehidupan individu, berangkat dari kematangan neurologis.
·         Penelitian psikologis atau kerusakan yang mengakibatkan kognitif.
·         Penelitian eksperimental dengan memanipulasi otak (kebanyakan dilakukan pada hewan).


D. KOGNISI DAN PENUAAN

Sejak pertengahan 1980-an banyak ahli riset yang mengalihkan perhatian mereka kepada studi sistematis tentang efek-efek penuaan kognitif terhadap kemampuan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memakai kuesioner, observasi dan pengalaman alamiah yang menirukan situasi-situasi sehari-hari, masalah-masalah praktis yang lazim diderita orang dapat diidentifikasikan (Cohen 1993) dan, dalam sebagian kasus, terapi-terapi pemulihan juga bisa dibuat. Sebagai contoh, para manula cenderung mendapat kesulitan dalam mengingat nama-nama atau untuk mengingat apa yang harus dilakukan dan juga mengingat apakah suatu tindakan, seperti meminum obat, sudah dilaksanakan atau akan direncanakan. Memori tentang sumber informasi (siapa mengatakan apa) juga cenderung memburuk. Kemampuan-kemampuan yang menuntut kecepatan pengolahan informasi dari berbagai sumber, seperti menyetir mobil, juga sangat menurun.
Dewasa tua juga mengalami penurunan kemampuan memecahkan masalah dan memproses informasi. Juga terjadi beberapa perubahan yang berhubungan dengan usia, seperti ketajaman penglihatan , pendengaran dan beberapa fungsi persepsi yang turut menimbulkan gangguan kognitif. Dengan penyakit fisik yang tidak diharapkan, seperti penyakit jantung, penyakit arteri koronaria, hipertensi, diabetes, dan penyakit lainnya yang mungkin terjadi bersamaan dengan penurunan fungsi kognitif ringan ini. Fungsi mental, tanpa adanya penyakit fisik atau neurologis dapat berfungsi baik hingga dekade ke 10 dari kehidupan atau lebih, tergantung dari tingkat pendidikan, perbedaan kebudayaan, aktivitas fisik, dan faktor genetik.
Age Assosiated Memory Impairment (AAMI) atau Gangguan memori yang berhubungan dengan usia juga merupakan masalah lain pada dewasa tua, digambarkan sebagai penurunan fungsi memori yang bertahap dalam usia tertentu. AAMI yang menunjukkan gambaran setidaknya satu standar deviasi yang lebih rendah dari nilai rata-rata tes memori yang dilakukan pada dewasa muda atau yang sehat. Masalah muncul ketika AAMI dipercaya untuk menggambarkan keadaan patologik yang terjadi pada penuaan. Tergantung dari tipe tes neuropsikologi yang digunakan untuk menilai fungsi kognitif, lebih dari 90% yang kesannya dewasa tua normal didiagnosa AAMI. Karena ketidakpastian ini, konsep ini tidak digunakan lagi oleh beberapa peneliti. Akibatnya, banyak kejadian yang baru-baru terjadi menunjukkan bahwa perubahan kognitif pada dewasa tua yang sedikit lebih buruk dari yang ditemukan pada AAMI, mungkin merupakan predileksi keadaan prodromal dari penurunan yang lebih lanjut dan didiagnosa sebagai demensia.
Akan tetapi, para manula seringkali mengembangkan strategi-strategi pengimbang yang cukup efektif untuk mengatasi masalah-masalah semacam itu, misalnya dengan memanfaatkan alat-alat bantu tambahan, mengubah gaya hidup dan menjalankan aktivitas dan mencurahkan minat pada hal-hal yang lebih terseleksi. Kendati efek-efek kognitif telah disusun dalam katalog-katalog yang cukup rinci, masih banyak yang harus dikerjakan untuk mengembangkan kerangka konseptual yang lebih menyeluruh untuk memetakan perubahan-perubahan kognitif yang terjadi pada simpul-simpul neuro-fisiologikal dalam otak yang menua.






DAFTAR PUSTAKA


Solso, Robert L, dkk. 2009.  Psikologi Kognitif. Jakarta : Erlangga.
















0 komentar:

Posting Komentar

Facebook comment