Select Language

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
use your language

Rabu, 04 Mei 2011

Budaya dan Organisasi Kerja


BUDAYA DAN ORGANISASI KERJA

A.    Struktur Organisasi
Ciri terpenting organisasi adalah penyebaran tugas atau pekerjaan-pekerjaannya. Lammers dan Hickson (1979) mengajukan tiga tipe organisasi :
·         Latin, merupakan suatu birokrasi klasik dengan struktur tersentralisasi dan sejumlah besar tingkat hirarkis. Hal ini terdapat di bagian sekatan dan timur Eropa.
·         Anglo-Saxon, tupe ini lebih luwes dengan desntralisasi dan sejumlah relatif kecil tingkatan analisis hirarkis sebagai paparan penting. Hal ini terdapat di Eropa barat laut dan di Amerika Utara.
·         Dunia ketiga, organisasi tradisional dicirikan dengan pengambilan keputusan terpusat, sedikit formulasi norma, dan kepemimpinan penetralisir. Hal ini juga terdapat di firma kecil dan bisnis keluarga di Eropa Barat.
Udy (1970) memiliki pandangan, ada suatu pergeseran dari bentuk kerja yang ditentukan secara produksi ke bentuk yang ditentukan secara sosial dalam masyarakat pra-industri. Menurut Udy, bentuk organisasi ini rendah dalam efektivitas, efisiensi dan kapasitas inovatif.
Menurut Robbbins (1987) terdapat tiga matra penting dalam suatu organisasi :
1.      Kompleksitas , menunjuk pada tingkat perbedaan dalam suatu organisasi (keragaman kelompok, jumlah tingkat hirarki manajmen, jumlah lokasi yang berbeda, lokasi organisasi itu berjalan)
2.      Formalisasi, menunjuk pada derajat pembakuan tugas, bergerak dari ketiadaan yang hampir total dari suatu kaidah ke suatu tingkat pemrograman yang tinggi mengenai hal yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya.
3.      Sentralisasi, menunjuk pada konsentrasi pengambilan keputusan yang dapat dipusatkan pada satu titik tunggal dalam organisasi atau secara luas menyebar.


B.     Perilaku manajer / kepemimpinan dalam lintas budaya
Perilaku manajerial  berkaiatan dengan 2 hal :
1.      Gaya kepemimpinan
Ohio State mengkategorikan gaya kepempinan:
a.       penenggang ( consideretion ) , harus diberikan melalui perhatian dan dukungan  pemimpin pada anak buah.
b.      Struktur pengambilan inisiatif( iniating stucture), menunjuk ke defenisi dan penstrukturan pemimpin melalui berbagai peran dan tugas yang  harus mereka tampilkan sendiri dan ditampilkan karyawan lain.
J.B.P.Sinha (1980) mengemukakan konsep  “pemimpin pemeliharaan tugas”. Gaya manajemen ini punya dua komponen, yaitu kepedulian pada tugas dan orientasi pemeliharaan bagi anak buah. Gaya kepemimpinan pemelihara tugas, menurut Sinha, merupakan sesuatu yang otritatif, tapi bukan gaya otoriter.
Teori kepemimpinan PM Misumi (1985), ia memilahantara dua fungsi utama dalam suatu kelompok, yaitu:
·         Menyumbangkan pencapaian tujuan kelompok dan pemecahan masalah
·         Mempromosikan pemeliharaan-diri kelompok dan menguatkan proses kelompok
Fungsi capaian, disebut Misumi sebagi kinerja (performance, disingkat P) dan fungsi pemeliharaan-diri disebutnya pemeliharaan (maintance, disingkat M). Dua fungsi ini tidak lepas satu sama lain, tapi merupakan matra yang berinteraksi : makna P berkenaan dengan tekanan untuk berproduksi dengan M (rendah) dan untuk perencanaan dengan M (tinggi).
Teori ini mengantar kesuatu tipolo dengan empat dasar, yaitu kepemimpinan PM, Pm, pM dan pm (hururf besar menunjukkan suatu nilai tinggi pada suatu matra dan huruf kecil menunjukkan nilai rendah). Terdapat suatu urutan yang kkonsisten dalam keefektifan empat tipe kepemimpinan, yaitu PM, pM ,Pm dan pm. Hanya, bagi subjek dengan motivasi tugas rendah , gaya kepemimpinan Pm diketahui paling efektif.
2.      Pengambilan keputusan
Heller dan Wilpert (1981) menganalisis pengambilan keputusan manajerial pada tingkat puncak  dari 129 organisasi di Amerika Serikat, lima negara Eropa Barat, dan Israel. Mereka mempostulasikan suatu kontinum kewenangan yang menyebar, berasal dari pengambilan keputusan unilateral yang tak terbagi di kalangan para atasan, melalui pengambilan keputusan terbagi (partisipatori), ke pendelegasian seluruh kewenangan untuk keputusan-keputusan tertentu pada bawahan.
Praktek manajemen dipengaruhi oleh lingkungan sosiobudaya. Hal ini dilihat sejauh praktek-praktek mencerminkan pola-pola budaya yang penting dan sejauh merupakan reaksi pragmatis terhadap situasi di sini dan kini  (yang berbeda). Namun, penjajakan singkat dari satu aspek perilaku manajemen ini (pengambilan keputusan) tidak menutup antaseden-antaseden budaya yang memepengaruhi teba yang luas dari situasi pengambilan keputusan.

C.     Nilai dan motivasi kerja dalam lintas budaya
1.      Nilai
Hofstede menemukan empat matra :
·         Jarak kekuasaan
·         Penghindaran atas ketidakmampuan
·         Individualisme-kolektivisme
·         Maskulinitas-femininitas
Sebenarnya, ubahan-ubahan ekonomi yang luas dan bekaitan dengan teknologi dan ubahan geografis, seperti wilayah negara, menyediakan penjelasan terbaik megenai variasi-variasi antarnegara, kendati makna budaya mereka masih tetap penting.
2.      Motif dan kebutuhan
Argumen dasar karya McClelland, perkembangan ekonomis tak dapat diterangkan tanpa mengacu ke ubahan-ubahan sosial dan psikologis. McClelland menemukan, dengan nyata, suatu motivasi untuk maju berperan dalam proses pembangunan nasional dan ia mengemukakan, motivasi berprestasi bertanggungjawab atas hal ini.
Hirarki kebutuhan Maslow telah berfungsi sebagai basis teoritis untuk survei internasional pertama tentang motivasi yang dilakukan Haire, Ghisseli dan Porter
(1966). Di antara berbagai kebutuhan, aktualisasi diri dinilai sebagai hal terpenting  di semua negara, di ikuti sebagian besar negara dengan kebutuhan otonomi (peluang berpikir dan bertindak secara mandiri.
Kajian MOW didasarkan pada suatu model kompleks dengan sentralitas kerja sebagai inti. Tim MOW percaya, suatu keseimbangan antara hak dan kewajiban akan tampak menajadi keberadaan yang paling dipilih. Orang dapat berspekulasi bahwa suatu penekanan berlebihan pada hak, ketiak dipasangkan dengan suatu sentralitas kerja yang rendah (sebagaiamana terjadi di Belanda), boleh jadi akan berkebalikan arah dalam hal pengaruh terhadap tingkat aktivitas ekonomi suatu bangsa dalam jangka panjang.





DAFTAR PUSTAKA

Berry. Jhon. W. at all.1999. Psikologi  Lintas Budaya Riset dan Aplikasi (alih bahasa Edi Suhandono) Jakarta :PT Gramedia Pustaka Utama

0 komentar:

Posting Komentar

Facebook comment