Select Language

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
use your language

Kamis, 10 Maret 2011

Sensasi, Persepsi, dan Atensi


Pada bagin ini kita akan mempelajari tentang bagaimana manusia menggunakan otak komputasional untuk mempersepsi informasi mengensi lingkungannya, memahami dunianya, dan memproses informasi. Otak adalah pusat dari seluruh proses kognisi, karena otak mengolah dan memaknai informasi yang diterima dari sistem syaraf perifer (peripheral nervous system).
Otak Komputasional
Pikiran (mind) adalah sebuah sistem yang terdiri dari organ-organ komputasional, yang didesain oleh seleksi alam untuk memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi oleh nenek moyang kita selama masa hidup mereka sebagai pemburu-peramu, khususnya untuk memahami objek-objek seperti bintang, tumbuhan dan manusia lain.
Tahapan pemrosesan informasi dimulai dari adanya energi fisik yang menstimulasi sistem sensorik,dan tertransduksi(diubah ke energi neural oleh organ-organ sensorik). Energi neural ini disimpan sesaat di penyimpanan sensorik, dan selanjutnya diproses oleh sistem syaraf  pusat, dan disandikan,dan mungkin dikirim ke sistem memori untuk diproses lebih lanjut.
Sensasi dan Persepsi   
Dalam psikologi kognitif, kita mengacu pada dunia fisik(eksternal), sekaligus dunia mental(internal).
Sensasi, merupakan pendeteksian dini terhadap energi dari dunia fisik,berkaitan dengan stuktur dan proses mekanisme sensorik.
Persepsi, melibatkan kognisi tingkat tinggi dalam penginterpretasian terhadap informasi sensorik.
a)                                                            Penglihatan
Penglihatan(vision), merupakan pendeteksian sebuah bagian kecil gelombang elektromagnetik(cahaya). Berkas cahaya memasuki mata melalui kornea dan lensa, yang mengarahkan berkas citra ke retina.
Mata manusia memiliki sekitar 7 juta sel kerucut, yang peka terhadap stimoli terang dan memiliki sekitar 125 juta sel batang, yang peka terhadap stimoli terang.
b)                                                            Ilusi
Studi yang mempelajari hubungan antara perubahan-perubahan fisik di dunia dengan pengalaman-pengalaman psikologis akibat perubahan tersebut, disebut psikofisika(psychophysics).
Terkadang realitas dan persepsi tidak sama, sebagaimana yang terjadi dalam kasus ilusi persepsi. Terjadinya ilusi ini sebagian mungkin disebabkan karena pengalaman masa lalu kita, yang mengajarkan kita bahwa bentuk-bentuk tertentu mungkin menunjukkan bahwa objek terletak di kejauhan, sedangkan bentuk-bentuk yang lain menunjukkan bahwa suatu objek terletak dekat dengan kita.
Ilusi tidak menunjukkan kegagalan kemampuan manusia untuk mempersepsi, melainkan karena ilusu justru menyediakan wawasan untuk memahami cara kerja sisitem perspsi kita. 
c)                                                            Pengetahuan sebelumnya
Hubungan antara persepsi dan pengatahuan sebelumnya tentang dunia di manivestasikan tidak hanya dalam wujud ilusi geometri sederhana, melainkan dalam penginterpretasian data-data ilmiah. Persepsi dipengaruhi oleh pengetahuan kita, hipotesis yang kita susun, dan prasangka-prasangka, serta tentu saja dipengaruhi oleh sinyal-sinyal sensorik.
Cara kita mengolah informasi primer dari dunia sangat dipengaruhi oleh struktur sistem sensori dan struktur otak kita-kita “diprogram” untuk memahami dunia dalam cara tertentu, dan juga dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman kita, yang memberikan makna bagi stimoli.
d)                                                           Predisposisi sensorik-otak
Sistem sensorik tersusun oleh reseptor-reseptor dan neuron-neuron penghubung dari kelima indra. Observasi langsung terhadap otak umumnya melibatkan pembuatan lubang pada tengkorak kepala pasien, atau melalui pemeriksaan postmortem(pasca kematian).
Studi-studi tersebut mengindikasikan bahwa otak memililki beberapa karakteristik umum, seperti adanya prinsip kontralateralitas pada otak(yakni prinsip menyatakan bahwa kerusakan serebral disebuah hemisfer akan menyebabkan gangguan atau defisiensi dibagian tubuh yang berlawanan). Dengan bantuan teknologi modern para ilmuwan kognitif telah mampu mengobservasi proses-prose sensorik, perseptual, dan kognitif di otak tanpa harus membongkar tempurung kepala seseorang. Teknik ini meliputi data-data behavioral, seperti eksperimen waktu-reakasi dan teknologi pencitraan(PET,CT,MRI).
e)                                                            Segala sesuatu yang kita ketahui adalah keliru
Sistem sensorik kita memiliki keterbatasan kemampuan menerima sensasi, sehingga dengan sendirinya pengetahuan kita tentang dunia pun terbatas. Karena kita harus memahami realita melalui saluran-saluran yang sedemikian terbatas, kita terpaksa menyimpulkan bahwa segala sesuatu yang kita ketahui adalah keliru. Kunci pemrosesan informasi sensorik dan interpretasi kognitif terletak pada proses pengabstraksian informasi.
Pandangan kita mengenai dunia ditentukan oleh gabungan dari ap yang kita ketahui dengan apa yang kita indra.



Rentang Perseptual
            Jumlah informasi yang dapat kita pahami dalam periode pemaparan yang singkat disebut rentang perseptual(perceptual span), yang merupakan suatu komponen awal dalam pembrosesan informasi.
Kita memiliki sebuah penyimpanan sensorik yang mampu mengambil keputusan dengan cepat berdasarkan pemaparan singkat terhadap suatu kejadian.
Penyimpanan Ikonik
            Kemampuan kesan-kesan visual untuk menetap selama jangka waktu singkat disebut sebagai memori icon. Meskipun memori ikonik memang melibatkan penyimpanan, penemuan-penemuan terbaru menunjukkan bahwa memori ikonik terpisah dari proses-proses kognitif tingkan tinggi(atensi). Banyak peneliti menemukan informasi yang di indra direpresentasikan dengan akurat dalam memori ikonik, namun menghilang dengan cepat jika tidak dikirim ketahap pemrosesan selanjutnya.
Penyimpanan ekhoik
            Seperti penyimpanan ekonik yang berfungsi menyediakan waktu tambahan untuk mengamati stimoli yang menghilang dari penglihatan, penyimpanan ekhoik memberikan waktu tambahn bagi kita untuk mendengarkan pesan. Kegunaan penyimpanan ekhoik menjadi jelas apabila kita mempertimbangkan kerumitan proses dalam memahami sebuah pembicaraan sederhana. Informasi yang terkandung dalam satu bagian kecil percakapan, misik, tidak akan bermakana kecuali ditempatkan dalam kontek yang tepat bersama suar-suara yang lain. Penyimpanan ekhoik berfungsi sebagai lem yang secara singkat menyimpan informasi auditorik sehingga seluruh informasi auditorik dapat dipahami.
Fungsi penyimpanan sensorik
            Informasi sensorik yang terus menerus menstimulasi sistem saraf kitajumlahnya jauh melebihi kemampuan sistem kognitif tingkat tinggi untuk memproses informasi, sehingga hanya sedikit informasi, sehingga hanya sedikit insyarat sensorik yang dapat dipilih untuk pembrosesan lebih lanjut.
            Penting bagi sistem sensorik untuk menyimpan informasi selama beberapa saat sehingga pembrosesan lebih lanjut terhadap item-item yang berhubungan dapat dilaksanakan. Misalnya dalam membacakesan yang akurat terhadap huruf dan kata-kata diperlukan untuk pemahaman, dan dalam mendengar. Mulai dari memahami percakapan hingga mengapresiasi musik, proses kognitif melibatkan perekaman sinyal-sinyal auditorik yang sesuai aslinya.
Penyimpanan informasi sensorik lainnya memberikan kita kesempatan untuk memilih hanya informasi yang akan diproses lebih lanjut. Penyimpanan sensorik memberikan kita waktu untik memilih hanya stimuli terpenting yang akan diproses lebih lanjut, sehingga akhirnya kita bisa mengambil tindakan nyata.
                 ATENSI
àpemusatan pikiran, dalam bentuk yang jernih dan gamblang, terhadap sejumlah objek simultan atau sekelompok pikiran. Pemusatan kesadaran adalah intisari atensi. Atensi mengimplikasikan adanya pengabaian objek-objek lain agar kita sanggup menangani objek-objek tertentu secara efektif.
Penelitian terhadap atensi mencakup lima aspek utama:
·                                     kapasitas pembrosesan dan atensi selektif
·                                     tingkat rangsangan
·                                     pengendalian atensi
·                                     kesadaran
·                                     neurosains kognitif
                   Kapasitas neurologis kita terlalu terbatas untuk mendeteksi jutaan stimuli eksternal, dan seandainya pun seluruh stimuli tersebut dapat terdeteksi, otak kita tidak akan sanggup memproses jutaan stimuli, sebab kapasitas pembrosesan informassi pun terbatas.
                   Lima isu terkait atensi di ilustrasikan sebagai berikut:
a.       kapasitas pembrosesan dan selektifitas. Kita dapat memperhatikan sejumlah stimuli eksternal, namun kita tidak dapat memperhatikan seluruh stumuli yang ada.
b.      Kendali. Kita memiliki kendali terhadap pilihan stimuli yang kita perhatikan.
c.       Pemrosesan otomatis. Sejumlah besar proses rutin telah menjadi proses yang amat familiar sehingga memerlukan hanya sedikit atensi sadar dan dapat dilakukan saecara otomatis.
d.      Neurosains kognitif. Otak dan sistem saraf pusat adalah pendukung anatomis bagi atensi, sebagai man kognisi.
e.       Kesadaran. Atensi membawa peristiwa-peristiwa ke alam kesadaran.
                   Beberapa bidang penting terkait atensi:
§         Kesadaran
Kesadaran mempengaruhi pikiran dan persepsi, sedangkan ketidaksadaran mempengaruhi ketakutan dan hasrat tidak senonoh.
§         Persepsi subliminal
à”di bawah ambang batas sensorik”, atau tidak dapat diindra. Persepsi subliminal sering kali mengacu pada stimuli yang berada diatas limen(artinya dapat dideteksi oleh indra), namun tidak memasuki kesdaran
§         Lokasi filter
Model-model atensi kontemporer berfokus pada tempat informasi diseleksi dalam proses kognitif. Teori-teori filter umumnya berisi gagasan bahwa manusia tidak menyadari keberadaan sinyal-sinyal pada tahap-tahap awal pemrosesan informasi, namun setelah melalui sejumlah keputusan atau penyeleksian, sejumlah sinyal dikirimkan ketahap pemrosesan selanjutnya.
            Kapasita Pembrosesan dan Atensi Kolektif
            Fakta bahwa kita secara selektif memilih hanya sebagian kecil stimuli dari seluruh stimuli yang ada di sekeliling kita. Selektifitas ini dipandang sebagai akibat kurangnya kapasitas saluran, yakni ketidakmampuan kita memproses seluruh stimuli sensorik secara bersamaan. Gagasan ini menyarankan bahwa terdapat suatu kondisi “kemacetan” (bottleneck) pada suatu tahap pemrosesan informasi, yang sebagian diakibatkan oleh keterbatasan neurologis.
            Atensi selektif yaitu mengarahkan atensi kita, memproses informasi yang paling kita perhatikan, dan mengabaikan informasi yang lain.
            Sinyal-sinyal Auditori
Berbeda dengan mata yang mengirimkan informasi ke kedua hemisfer kontralateral(telinga kiri menyampaikan informasi ke hemisfer kanan dan sebaliknya). Meskipun kedua telinga kita menerima informasi secara bersamaan, otak secara otomatis menyesuaikan perbedaan tentang rentang waktu tersebut dengan menggabungkan keduan input pendengaran tersebut menjadi sebuah sinyal tunggal.
Kebutuhan untuk memusatkan perhatian pada satu pesan adalah kebutuhan yang kuat, dan dengan kecualian pesan-pesan yang spesial, orang umumnya memusatkan perhatian hanya pada satu pesan dan mengabaikan pesan lainnya. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa kedua telinga tidak mendapatkan stimulasi seimbang dalam tataran sensorik(kedua telinga memiliki kemampuan yang seimbang dalam menerima sinyal-sinyal sensorik)
Model-Model Atensi Selektif
§         Penyaringan: broad bant
Model penyaringan ini berhubungan dengan teori saluran tunggal yang menyatakan bahwa pemrosesan informasi dibatasi oleh kapasitas saluran yang tersedia. Broad bant memberikan argumen bahwa pesan-pesan yang dikirimkan melalui saraf tertentu di bedakan berdasarkan:
a.       Serabut saraf yang distimulasi
b.      Jumlah inpuls syaraf yang dihasilkan
Broad bant dan rekan-rekanya berjasa mengembangkan konsep tentang memori. Kita semua menyimpan memori tentang peristiwa=peristiwa masa lalu misalnya ingatan tentang anggota keluarga, pengalaman masa lalu dan sebagainya. Meskipun demikian, dalm setiap waktu kita hnaya mampu mengingat sebagian kecil memori tersebut.
§         Atenuasi: treisman
Treismant mengajukan gagasan bahwa dalam “kamus” partisipan( penyimpanan kata dalam memori), beberapa data atau kalimat memiliki ambang aktifasi yang lebih rendah. Beberapa kata atau bunyi penting, seperti nama diri sendiri atau tangisan anak, dapat dikenali jauh lebih mudah daripada sinyal-sinyal yang kurang penting.
Penyaringan tingkat pertama mengevaluasi sinyal berdasarkan karakteristik fisik kasar dan selanjutnya penyaringan-penyaringan yang lebih canggih mengevaluasi sinyal berdasarkan makna.
            Atensi Visual
            Treismant dan julesz mengajukan hipotesis bahwa dua proses yang berbeda bekerja dalam atensi visual. Dalam tahap pertama, terdapat proses awal, proses praatentive yang memindai medan penglihatan dan dengan cepat mendeteksi ciri-ciri utama objek, seperti ukuran, warna, aurentasi(arah), gerakan. Kemudian, menurut treismant ciri-ciri yang berbeda tersebut disandikan dalam peta fiktur yang terletak di area-area berbeda di korteks.
            Pemrosesan Otomatis
Stetiap orang menghadapi stimuli tak terhitung jumlahnya saat secara bersamaan melakukan beberapa tugas sekaligus. Aktivitas-aktivitas yang telah kita latih (sering kita lakukan) akhirnya menjadi otomatis sehingga memerlukan sedikit atensi.
Pemrosesan informasi secara otomatis diteliti oleh posner dan Snyder yang menyebutkat 3 karakteristiknya:
ü                                                            Pemrosesan otomatisterjadi tanpa ada niat sadar
ü                                                            Pemrosesan otomatis tersembunyi dari kesadaran
ü                                                            Pemrosesan otomatis menggunakan hanya sedikit/ bahkan tidak ada sumber daya sadar.
            Pandangan Neurosains kognitif tentang atensi
            Atensi dan Otak Manusia
            Hubungan antara atensi dan otak manusia pada mulanya diselidiki melalui studi terhadap defenisi atensi yang terjadi aren cidera otak. Lebih jauh lagi, terdapat sejumlah teknik yang dapat dipilih oleh psikologi kognitif dan ilmu otak, yang tidak mengharuskan subjek penelitianya berada dalam keadaan tidak bernyawa dsb. Fokus dari upaya modern tersebut berada di bidang penelitian dan diagnosis.
1.       Ada upaya menemukan korelasi antara struktur biografi otak dan proses-proses atensi.
2.      Teknik-teknik yang dikembangkan di laboratorium kognitif digunakan sebagai alat uji diagnostik dan digunakan untuk menyelidiki senyawa farmakologis yang berperan mempengaruhi proses atensi.



Atensi dan PET
Penelitian masa kini tentang atensi dilakukan menggunakan teknologi pencitraan otak terutama PET

DAFTAR PUSTAKA

Solso, Robert L, dkk. 2009.  Psikologi Kognitif. Jakarta : Erlangga

Facebook comment