disusun oleh : Nindi Friska Nabila
A. Neurosa
1.Pengertian
Neurosa atau juga disebut dengan Psikoneurosa.
Neurosa merupakan gangguan fungsionil pada sistem syaraf manusia sebagai akibat tidak terintegrasinya sebagian dari kepribadian manusia yang mengakibatkan tidak ada atau kurang serasinya hubungan antara pribadi dengan lingkungan sekitarnya.
Berdasarkan pendapat mengenai neurosis dari para ahli tersebut dapat diidentifikasi pokok-pokok pengertian mengenai neurosis sebagai berikut:
a. Neurosis merupakan gangguan jiwa pada taraf ringan.
b. Neurosis terjadi pada sebagian kecil aspek kepribadian.
c. Neurosis dapat dikenali berdasarkan gejala yang paling menonjol yaitu kecemasan.
d. Penderita neurosis masih mampu menyesuaikan diri dan mampu melakukan aktivitas sehari-hari.
e. Penderita neurosis tidak memerlukan perawatan khusus di rumah sakit jiwa.
2. Ciri-ciri:
a. Hubungan individu terhadap lingkungannya tidak terlalu terganggu.
individu masih dapat mengerti akan dirinya dan masih dapat melihat lingkungan dalam batas-batas obyektif tetapi tidak sempurna betul. Kontak dengan duia realitas masih baik.
b. Sifat yang dimiliki temporer,
Yaitu tidak selalu menunjukkan keabnormalan dalam tingkah laku dan tidak mempunyai target daam berpartisipasi dengan igkungan sosialnya. Dia mengalami rasa cemas yang tidak tau apa yang dicemaskan.
c. Jarang kehilangan pedoman hidup terhadap lingkungan dan orang lain disekitarnya.
d. Masih mempunyai kesadaran dan keinsyafan terhadap sifatnya sendiri dan demikian juga terhadap tingkah lakunya.
e. Tingkah lakunya tidak samapi menyinggung dan merugikan orang lain dan diri sendiri.
B. Gangguan jiwa
Gangguan jiwa adalah gangguan dalam : cara berpikir (cognitive), kemauan (volition, emosi (affective), tindakan (psychomotor). “Gangguan jiwa adalah suatu kondisi dimana proses fisiologik atau mentalnya kurang berfungsi dengan baik, sehingga mengganggunya dalam fungsi sehari-hari. Gangguan ini sering juga disebut sebagai gangguan psikiatri atau gangguan mental, dan dalam masyarakat umum kadang disebut sebagai gangguan saraf.” (Piaget, 1967:272).
Dari berbagai penelitian dapat dikatakan bahwa gangguan jiwa adalah kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental. Keabnormalan tersebut dibagi ke dalam dua golongan yaitu : gangguan jiwa (Neurosa) dan Sakit jiwa (psikosa). Keabnormalan terlihat dalam berbagai macam gejala yang terpenting diantaranya adalah: ketegangan (tension), rasa putus asa dan murung, gelisah, cemas, perbuatan-perbuatan yang terpaksa (Convulsive), hysteria, rasa lemah, tidak mampu mencapai tujuan, takut, pikiran-pikiran buruk dsb
Kelainan atau gangguan jiwa beraneka ragam, baik itu menyangkut faktor penyebab, gejala-gejala yang paling menonjol, dan berat-ringannya gangguan tersebut. Untuk keperluan kemudahan dalam komunikasi, kemudahan pendidikan, dan membuka jalan untuk penelitian lebih lanjut maka para ahli kemudian membuat klasifikasi gangguan jiwa.
a. Gejala-gejala kelainan jiwa
Gejala kelainan jiwa pada umumnya bersifat kompleks dan merupakan hasil interkasi antara faktor somatik (jasmani), psikologis, dan social-budaya. Gejala gangguan atau kelainan jiwa pada umumnya dapat dipahami dari dua dimensi ,yaitu:
1. Dimensi deskripstif
Hanya melukiskan bagaimana gejala itu terjadi tanpa menerangkan makna dan dinamikanya. Misal: terjadi halusinasi pada pagi hari tanpa dijelaskan halusinasi tentang apa, bagaimana hal itu terjadi, reaksi yang timbul kemudian apa, dst.
2. Dimensi psikodinamik
Tidak hanya menerangkan tentang bagaimana gejala itu terjadi tetapi juga dinamikanya, misal: gejala apa yang muncul kapan terjadinya, bagaimana prosesnya, reaksi yang terjadi kemudian,dst.
b. Jenis-jenis gejala kelainan jiwa :
1. Gangguan Kesadaran
a. Penurunan kesadaran
b. Kesadaran yang meninggi
c. Gangguan tidur
d. Hipnosis
e. Disasosiasi
f. Kesadaran yang berubah
g. Gangguan perhatian
2. Gangguan Ingatan
3. Gangguan Orientasi
4. Gangguan Afek dan Emosi
5. Gangguan Psikomotor
6. Gangguan Pikiran
a. Gangguan bentuk pikiran
b. Gangguan arus pikiran
c. Gangguan isi pikiran
7. Gangguan Persepsi
8. Gangguan Inteligensi
9. Gangguan Kepribadian
10. Gangguan Kepribadian
11. Gangguan Pola Hidup
C. Hubungan jiwa dalam proses organik pada neurosa
Proses organik adalah suatu proses yang ditimbulkan akibat adanya kerusakan yang terjadi pada otak yang semula normal.
Kerusakan yang terjadi pada otak dapat dibagi menjadi 2 bagian,yaitu :
· Gangguan otak akut : kerusakan yang luas pada fungsi otak yang disebabkan oleh demam tinggi,kurang gizi atau keracunan obat.simtomnya yaitu adanya perubahan suasana hati dari yang ringan samapai kekecauan mental yang akut.
· Gangguan otak kronik : disebabkan oleh cidera,penyakit ataupun obat-obatan. Kerusakan ini bersifat menetap. Simtomnya yaitu :gangguan orientasi terhadap waktu,tempat dan orang.gangguan ingatan terutama kejadian yang baru.adanya gangguan emosional : mudah tertawa atau menangis.dan adanya gangguan moralitas.
Yang termasuk gangguan pada proses organik adalah :
1. Sindrom sintom organik
Ø Dimensia dan delirium
Delirium ditandai dengan disorganisasi fungsi-fungsi mental yang tinggi yang timbul dan berlangsung secara cepat. Pada gangguan ini fungsi perhatian,persepsi,ingatan dan berpikir terganggu.
Demensia adalah kemunduran fungi intelektual setelah otak berkembang secara matang-normal.kemampuan berpikir abstrak,mengingat memberikan penilaian dan mempelajari hal yang baru akan terganggu.
Ø Sindrom amnestik dan halusinatik
Sindrom amnestik adalah kehilangan kemampuan mengingat kejadian yang baru berlangsung beberapa menit silam.penderita yang mengalami gangguan ini cenderung konfabulasi yaitu mengarang cerita untuk mengisi selah yang terlupakan.
Sindrom halusinatik adalah gangguan yang berupa halusinasi yang disebabkan adanya gangguan yang terjadi padda otak dan sering ditemukan pada pecandu alkohol.
Ø Sindrom delusi organik dan sindrom afektif organik
Sindrom delusi organik adalah gangguan yang disertai delusi yang berkaitan dengan gangguan pada otak.penyebabnya adalah infeksi,keracunan obat,tumor otak dan cidera.
Sindrom afektif organik adalah gangguan yang berupa keadaaan manik atau depresi yang berkaitan dengan gangguan pada otak. Penyebabnya adalah cidera otak,tumor otak dan tumor pada kelenjer hormon.
Ø Sindrom kepribadian organik
Perubahan sifat kepribadian yang mengikuti terjadinya kerusakan pada otak. Biasanya perubahanya kearah negatif berupa gangguan dalam proses penilaian sosial, menurunnya kepedulian terhadap akibat perbuatan sendiri,kurang mampu mempertahankan aktivitas yang jelas tujuanya.
2. Paresis umum ( general paresis )
Bentuk serangan terhadap sistem saraf pusat oleh organisme yang menyebabkan infeksinya sipilis. Simtomnya yaitu : penderita mulai ceroboh,kurang cermat dan sering keliru dalam pekerjaan . mengalami kemunduran dalam melakukan kebiasaan sehari-hari,terganggu dalam menilai sesuatu.menghindari masalah pending dan emosi cenderung tumpul.
3. Dementia senil dan prasenil
Dementia senil adalah gangguan mental yang disertai degenerasi otak dan lazim dialami oleh lansia.dan demtia prasenil cenderung dialami oleh kaum muda.simtomnya : mundur dari kehidupan ramai secara bertahap,minat sosial dan minat lain menyempit,kemampuan menyesuaikan diri menurun,pikiran terpusat pada diri sendiri
4. Jenis-jenis gangguan akibat arteriosklerosis serebral
arteriosklerosis serebral adalah pengerasan pembuluh darah pada otak.sehingga peredaran darah tidak lancar dan tersumbat.dan akan terjadi kekeringan pad pembuluh darah pada otak dan akan menimbulkan pecahnya pembuluh darah dan akhirnya terjadi yang dikatakan “stoke”
Jadi, Gangguan neurosa merupakan bagian dalam kelainan jiwa tapi gangguan ini masih dalam taraf ringan karena gangguan Neurosa merupakan gangguan fungsionil pada sistem syaraf manusia sebagai akibat tidak terintegrasinya sebagian dari kepribadian manusia yang mengakibatkan tidak ada atau kurang serasinya hubungan antara pribadi dengan lingkungan sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Karono , kartini ( 1986), patologi sosial 3 ; gangguan – gangguan kejiwaan. Jakarta: rajawali press
www.google.com
0 komentar:
Posting Komentar