Select Language

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
use your language

Rabu, 14 September 2011

Komunikasi

A.      JENIS JENIS KOMUNIKASI
Komunikasi tidak berlangsung dalam ruang hampa-sosial, melainkan dalam suatu konteks atau situasi tertentu. Secara luas konteks di sini berarti semua factor di luar orang-orang yang berkomunikasi, yang terdiri dari; pertama, aspek yang bersifat fisik seperti iklim, cuaca, suhu, jumlah peserta komunikasi, alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan, dll. Kedua, aspek psikologis, seperti sikap, kecenderungan, emosi peserta komunikasi, dll. Ketiga, aspek social, seperti norma kelompok, karakteristik budaya, dll. Keempat, aspek waktu, yakni kapan komunikasi berlangsung.
Banyak pakar yang mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan konteksnya. Istilah-istilah lain juga lazim digunakan untuk merujuk pada konteks ini, yaitu istilah tingkat, bentuk, keadaan, cara, dan jenis. Indikator yang paling umum untuk mengklasifikasikan komunikasi adalah berdasarkan jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi. Maka dikenalah;
1.       Komunikasi pribadi/personal
2.       Komunikasi kelompok
3.       Komunikasi Antarbudaya
4.       Komunikasi massa
  1.  Komunikasi Pribadi/personal
Komunikasi pribadi (personal communication) adalah komunikasi seputar diri seseorang, baik dalam fungsinya sebagai komunikator maupun sebagai komunikan. Tatanan komunikasi ini terdiri dari dua jenis, yaitu komunikasi intrapribadi dan komunikasi antarpribadi.
a.       Komunikasi Intrapribadi (Intrapersonal communication)
Komunikasi Intrapribadi adalah komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang. Orang tersebut berperan baik sebagai komunikator maupun sebagai komunikan. Dia berdialog dan bertanya jawab dengan dirinya sendiri, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan. Biasanya Komunikasi intrapribadi berlangsung ketika seseorang melakukan kegitan perenungan, perencanaan dan penilaian kepada diri sendiri.
Aktivitas dari komunikasi intrapribadi yang kita lakukan sehari-hari dalam upaya memahami diri sendiri diantaranya adalah; berdoa, bersyukur, instrospeksi diri, dan berimajinasi secara kreatif
Mampu berdialog dengan diri sendiri, menunjukkan bahwa berarti kita mampu mengenali diri kita. Dengan begitu kita dapat belajar bagaimana kita bisa mengamati dan memberikan makna (intelektual dan emosional) kepada lingkungan kita.

b.      Komunikasi Antarpribadi (interpersonal communication)
Komunikasi Antarpribadi merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa umpan balik.
Komunikasi antarpribadi dinilai lebih ampuh dibandingkan dengan komunikasi intrapribadi, sebab kegitan komunikasi antarpribadi memiliki keampuhan dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku komunikan.
Menurut sifatnya komunikasi antarpribadi diklasifikasikan menjadi dua jenis:
1)      Komunikasi diadik, yaitu komunikasi yang berlangsung antara dua orang.
2)      Komunikasi triadik, yaitu komunikasi yang pelakunya terdiri dari tiga orang, satu orang  sebagai komunikator dan dua orang lagi sebagai komunikan.
Dalam komunikasi antar personal, diperlukannya keterampilan khusus dalam upaya meningkatkan efektivitas dari kegitan komunikasi tersebut. Dalam hal ini Kris Cole pada tahun 2005 merinci inti dari keterampilan komunikasi antar personal, meliputi:
·         Komunikasi yang jelas. Gagasan cemerlang dan instruksi-instruksi penting dari seseorang menjadi percuma kalau tidak dipahami orang lain. Sementara itu lebih dari 75 persen waktu kita dialokasikan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Karena itu keterampilan komunikasi antar personal menjadi sangat penting.
·         Asertiv dan empati. Kita bekerja dengan dan atau melalui orang lain. Jadi setiap pernyataannya harus mudah dipahami dan dimengerti orang lain seperti juga  dia mampu melihat sesuatu dari pikiran atau pandangan orang lain tersebut.
·         Integritas. Ciri-ciri orang yang memiliki keterampilan komunikasi antar personal biasanya bekerja dengan jujur dan menghargai orang lain, yang berpegang pada etika, dan sistem nilai. Orang-orang dengan integritas tinggi melakukan sesuatu sejalan dengan yang mereka katakan. Satunya kata dengan perbuatan, menghindari kecurangan, dan membangun kejujuran. ”Say what they mean and mean what they say”.
·         Mendorong dan memotivasi. Kemampuan seseorang dalam mendorong dan memotivasi serta meningkatkan semangat orang lain dalam mencapai hasil terbaik. Sesuatu yang terbaik adalah aset yang tinggi nilainya.
·         Respek pada orang lain. Kita harus menghormati orang lain dalam hal perasaan, gagasan, aspirasi, dan kontribusi untuk organisasi dan luar organisasi.
·         Mampu sebagai pemain tim dan bekerjasama secara efektif. Seseorang yang mampu bekerja sama dengan orang lain secara kooperatif di dalam organisasi dan luar organisasi.

        2.  Komunikasi Pribadi/personal
Dalam buku Human Communiation, A Revisian of Approaching Speech/Comumunication, Michael Burgoon dan Michael Ruffner  memberi batasan komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu yang bertujuan memperoleh maksud yang dikehendaki seperti berbagai informasi, dan pemecahan masalah sehingga semua anggota kelompok dapat menumbuhkan karateristik pribadi anggota lainnya dengan akurat. Sekelompok orang yang menjadi komunikan itu bisa sedikit jumlahnya (kelompok kecil), bisa juga yang jumlahnya banyak (kelompok besar).

a)      Komunikasi kelompok kecil
Yang dimaksud kelompok kecil dalam konteks ini adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan yang sama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu dengan lainnya, dan memandang mereka bagian dari kelompok tersebut. Komunikasi ini ditujukan kepada kognisi komunikan, berlangsung secara dialogis (sirkular) dan kelompoknya bersifat homogen. Misalnya keluarga, tetangga, kelompok diskusi, dll.
b)      Komunikasi kelompok besar (komunikasi publik)
Merupakan komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu per satu. Komunikasi ini ditujukan kepada afeksi komunikan, hanya komunikan yang aktif, sedangkan yang lain cenderung pasif, umpan balik yang komunikator berikan sangat terbatas, hanya sekedar tepuk tangan dan sorakan serempak. Komunikasi publik juga berlangsung secara linier, dan kelompoknya bersifat heterogen. Misalnya Sidang DPR, pidato Hitler di Stadium Neurenberg semasa Perang Dunia II.
Komunikasi publik biasanya berlangsung lebih sulit dan lebih formal dari pada komunikasi interpersonal atau komunikasi kelompok kecil, karena komunikasi public menuntut persiapan penyampaian pesan yang cermat, keberanian, dan keberanian menghadapi sejumlah besar orang.

        3. Komunikasi Antarbudaya
Komunikasi antarbudaya mengacu pada komunikasi antara orang-orang dari kultur(budaya) yang berbeda-beda antara orang-orang yang memiliki kepercayaan, nilai, atau cara berprilaku cultural yang berbeda. Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi.
Bentuk-bentuk komunikasi antar budaya:
·         Komunikasi antar budaya
Contoh: antara orang Cina dengan orang Portugis
·         Komunikasi antar ras
Contoh: Antar orang kulit orang kulit hitam dengan orang kulit putih.
·         Komunikasi antar etnis
Contoh: Antara orang Amerika keturunan Itali dengan orang Amerika keturunan Jerman.

Unsur-unsur pokok yang mendasari proses komunikasi antarbudaya adalah konsep-konsep tentang ‘kebudayaan’ dan ‘komunikasi’.  Hal ini ditekankan oleh Sarbaugh (1979) yang menyatakan bahwa pengertian tentang komunikasi antarbudaya memerlukan suatu pemahaman tentang konsep-konsep komunikasi dan kebudayaan serta adanya saling ketergantungan antar keduanya.  Saling ketergantungan ini dapat terbukti apabila disadari bahwa:
·   Pola-pola komunikasi yang khas dapat berkembang atau berubah dalam suatu keompok kebudayaan tertentu.
·    Kesamaan tingkah laku antara satu generasi dengan generasi berikutnya hanya dimungkinkan berkat adanya sarana-sarana komunikasi.
Sementara Smith (1966) menerangkan hubungan yang tidak terpisahkan antara komunikasi dan budaya sebagai berikut:
·         Kebudayaan memacu timbulnya suatu kode atau kumpulan peraturan yang dipelajari dan dimiliki bersama.
·  Untuk mempelajari dan memiliki bersama diperlukan komunikasi, sedangkan komunikasi memerlukan kode-kode dan lambang-lambang yang harus dipelajari dan dimiliki bersama..
Unsur-unsur sosial budaya yang tidak dapat dipisahkan dalam komunikasi adalah:
·         Sistem keyakinan, nilai dan sikap.
·         Pandangan hidup tentang dunia.
·         Organisasi sosial.
Pengaruh ketiga unsur kebudayaan tersebut pada makna untuk persepsi terutama pada aspek individual dan subjektifnya.  Kita semua mungkin akan mlihat suatu objek atau peristiwa sosial yang sama dan memberikan makna objektif yang sama, tetapi makna individualnya tidak mustahil akan berbeda. Misalnya orang Amerika dengan Arab sepakat menyatakan seseorang wanita berdasarkan wujud fisiknya.  Tetapi kemungkinan besar keduanya akan berbeda pendapat tentang bagaimana wanita itu dalam makna sosialnya.  Orang Amerika memandang nilai kesetaraan antara pria dengan wanita, sementara orang Arab memendang wanita cenderung menekankan wanita sebagai ibu rumah tangga.

        4.  Komunikasi Massa
Komunikasi Massa ialah komunikasi melalui media massa, seperti surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum, dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop. Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah banyak dan menggunakan media.
Karakteristik komunikasi massa :
1)      Komunikasi massa bersifat umum
Pesan komunikasi yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang.
2)      Komunikan bersifat heterogen
Komunikan terdiri dari individu-individu yang beraneka ragam dalam jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, agama, dan lain sebagainya.
3)      Media massa menimbulkan keserempakan
Maksudnya adalah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.
4)      Hubungan komunikator-komunikan bersifat nonpribadi
Hal ini disebabkan karena komunikan yang anonym dicapai oleh orang-orang yang dikenal hanya dalam peranannya yang bersifat umum sebagai komunikator. Sifat nonpribadi timbul karena penyabaran teknologi secara massal.
5)      Komunikasi massa berlangsung satu arah (linier)
Tidak adanya arus balik dari komunikan kepada komunikator. Dengan kata lain seorang komunikator tidak mengetahui tanggapan atau umpan balik dari komunikan, yang dimaksud dengan “tidak mengetahui” dalam konteks ini adalah tidak mengetahui pada saat proses komunikasi berlangsung.
6)      Komunikator melembaga
Komunikator pada komunikasi massa tidak berdiri sendiri, namun merupakan suatu lembaga atau organisasi.
Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan aktifitas hubungan antara manusia atau  kelompok
Jenis komunikasi terdiri dari:

1.     Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa ;
a.       Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.
b.      Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif  dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
c.       Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan  secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya  bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
d.      Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan  stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan  satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.
e.      Singkat dan jelas. Komunikasi  akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
f.        Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang  bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.

2.     Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata  dan komunikasi non verbal memberikan arti  pada komunikasi verbal.
Yang termasuk komunikasi non verbal :
a.       Ekspresi wajah  
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.
b.      Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi  atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan  bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata  juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya
c.       Sentuhan  adalah bentuk komunikasi personal  mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan  seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang  atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
d.      Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
e.       Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan  juga salah satu ungkapan  perasaan  dan pikiran  seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi  non verbal lainnya  sampai desis  atau suara  dapat menjadi pesan yang sangat  jelas.
f.       Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi  seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan  selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan  stress  bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress 

B.    RUANG LINGKUP KOMUNIKASI
1)      Kaitan Psikologi Dengan Komunikasi
a)     Komunikasi Dalam Perspektif Psikologi
Komunikasi memiliki makna yang luas; komunikasi meliputi segala penyampaian energi, gelombang suara, tanda dll. Kata ‘komunikasi’ sendiri dipergunakan sebagai proses, sebagai pesan, sebagai pengaruh dll. Sedangkan psikologi membantu memahami diri sendiri dan orang lain, bagaimana individu membuat interaksi lebih bermakna, maupun bagaimana mengubah sikap dan perilaku seseorang tapi gagal untuk orang lain.
Dengan demikian, psikologi sangat dibutuhkan untuk mengerti bagaimana komunikasi yang terjadi  antara individu yang satu dengan yang lain dapat efektif.
b)    Pengertian Psikologi Komunikasi
Psikologi Komunikasi adalah ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan dan mengendalikan peristiwa mental dan behavioral (perilaku) dalam komunikasi . (George A.Miller - Jalaludin Rakhmat, 1994: 9).
c)     Penggunaan Psikologi Komunikasi
·       menguraikan, meramalkan  dan mengendalikan peristiwa mental dan perilaku.
·       komunikasi dapat  berlangsung dengan efektif dan efisien
d)    Komunikasi Efektif
Komunikasi Efektif adalah komunikasi yang berhasil mencapai sasaran dengan feedback (respon) yang  sesuai dengan tujuan individu berkomunikasi.
Komunikasi Efektif pada dasarnya sangat tergantung pada peran komunikator  atau orang yang mengawali pembicaraan.
Dengan demikian seorang komunikator
penting memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
·     Kesiapan (preparedness)
·     Kesungguhan (seriousness)
·     Ketulusan (sincerity)
·     Kepercayaan (confidence)
·     Ketenangan (poise)
·     Keramahan (friendship)
                                ·     Kesederhanaan (moderation)


C.    FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI
Ada 2 faktor yang mempengaruhi komunikasi :
1.       Faktor Sender (komunikator), meliputi ketermpilan, sikap, pengetahuan dan media saluran yang digunakan. Sebagai pengirim informasi, ide, berita, pesan, komunikator perlu menguasai cara-cara penyampaian, baik secara tertulis maupun lisan. Sikap komunikator sangat berpengaruh terhadap komunikan. Keangkuhan dalam komunikasi dapat mengakibatkan informasi yang diberikan akan ditolak oleh komunikan. Demikian pula ragu-ragu apat menyebapkan ketidakpercayaan terhadap informasi pesan yang disampaikan.
2.       Faktor Receiver (komunikan), ketermpilan, sikap, pengetahuan dan media saluran yang digunakan.
Keterampilan komunikan dalam mendengar dan membaca pesan sangat penting. Pesan yang diberikan akan dapat dengan mudah dimengerti dengan baik jika komunikan mempunyai keterampilan mendengar dan membaca. Sikap komunikan yang berpengaruh terhadap efektivitas komunikasi misalkan sikap apriori, meremehkan, dan berprasangka buruk terhadap komunikator.
Komunikasi sering mengalami gangguan sehingga proses komunikasi tidak seperti yang diharapkan. Banyak hal yang dapat mempengaruhi komunikasi diantaranya :
      1. Latar belakang budaya.
Interpretasi suatu pesan akan terbentuk dari pola piker seseorang melalui kebiasaannya, sehingga semakin sama latar belakang budaya antara komuikator dengan komunikan maka komunikasi semakin efektif.
      2. Ikatan kelompok atau group.
Nilai-nilai yang dianut leh suatu kelompok sangat mempengaruhi cara mengamati pesan
      3. Harapan.
Harapan mempengaruhi penerimaan pesan sehingga dapat menerima pesan sesuai dengan yang diharapkan
      4. Pendidikan.
Semakin tinggi pendidikan akan semakin kompleks sudut pandang dalam menyikapi isi pesan yang  disampaikan
      5. Situasi.
Perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi. Faktor situasi ini adalah:
a.     Faktor ekologis (iklim atau kondisi alam).
b.    Faktor rancangan dan arsitektural (penaataan ruang).
c.     Faktor temporal, misal keadaan emosi.
d.    Suasana perilaku, misal cara berpakaian dan cara berbicara.
e.    Teknologi.
f.      Faktor sosial, mencakup sistem peran, struktur sosial dan karakteristik sosial individu.
g.     Lingkungan psikososial yaitu persepsi seseorang terhadap lingkungannya.
h.    Stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku.



0 komentar:

Posting Komentar

Facebook comment