Select Language

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
use your language

Kamis, 28 April 2011

Teknik Penulisan Kerangka


A.    Perbedaan Topik dan Judul
è    Topik merupakan suatu landasan atau pokok pembicaraan sebelum melakukan penulisan. Sebelum membuat suatu tulisan, penulis biasanya menentukan topik terlebih dahulu. Selanjutnya topik ini akan dikembangkan menjadi cakupan yang lebih luas. Ciri-ciri topik biasanya suatu permasalahan yang masih bersifat umum dan belum terurai.
Syarat membuat topik
·         Menarik minat
·         Sesuai dengan kemampuan pengetahuan
·         Jelas ruang lingkup dan batasannya
·         Ditunjang dengan bahan atau sumber yang memadai

è    Judul merupakan perincian atau penjabaran dari topik yang telah ditentukan sebelumnya. Judul lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas.
Syarat membuat judul :
·         Singkat dan padat,
·         Menarik perhatian,
·         Menggambarkan garis besar (inti) pembahasan.

 Perbedaan judul dan topik yaitu :
ü      Judul : bersifat spesifik dan mengandung permasalahan yang lebih jelas dan terarah, pembuatan judul berawal dari topik.
ü      Topik : bersifat umum, belum menggambarkan sudut pandang penulis
Sedangkan persamaan topik dan judul dapat dijadikan judul suatu karangan.


B.     Langkah-Langkah Menemukan Topik dalam Karangan
Untuk menemukan topik karangan diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
·         Membaca dan memahami karangan secara utuh.
·         Mencatat pokok-pokok isi karangan. Pokok-pokok isi karangan merupakan sesuatu hal yang dibahas.
·         Mencatat topik dan pokok permasalahan yang dibahas dalam karangan.
·         Memberikan pendapat atau uraian beserta alasan terhadap topik yang ditemukan.
·         Menyampaikan secara lisan topik karangan yang dibaca dengan alasan perlunya membaca karangan tersebut.
C.    Membatasi Topik dalam Karangan
Seorang penulis harus membatasi topik yang akan digarapnya. Setiap penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya cukup sempit dan terbatas atau sangat khusus untuk digarap, sehingga tulisannya dapat terfokus.
Pembatasan topik sekurang-kurangnya akan membantu pengarang dalam beberapa hal:
·         Pembatasan memungkinkan penulis untuk menulis dengan penuh keyakinan dan kepercayaan, karena topik itu benar-benar diketahuinya.
·         Pembatasan dan penyempitan topik akan memungkinkan penulis untuk mengadakan penelitian yang lebih intensif mengenai masalahnya. Dengan pembatasan itu penulis akan lebih mudah memilih hal-hal yang akan dikembangkan.
Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan mempergunakan cara sebagai berikut:
·         Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
·         Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
·         Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
·         Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.
Dengan demikian dilakukan secara berulang sampai diperoleh sebuah topik yang sangat khusus dan cukup sempit.
D.    Menetapkan Judul dalam Karangan
Judul karangan pada dasarnya adalah perincian atau jabaran dari topik atau judul merupakan nama yang diberikan untuk bahasan atau karangan, judul berfungsi sebagai slogan promosi untuk menarik minat pembaca dan sebagai gambaran isi karangan. Judul lebih spesifik dan sering menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas.
Judul yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
·         Relevan, ada hubungan dengan isi karangan (topik)
·         Provokatif, dapat menimbulkan hasrat ingin tahu pembaca
·         Singkat, mudah dipahami dan enteng diingat
·         Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frase.
Secara umum terdapat model perumusan judul karangan:
·         Model judul untuk karangan populer seperti artikel untuk koran dan majalah, cenderung menggunakan judul-judul yang singkat dan sangat provokatif.
·         Model judul untuk karangan ilmiah.
Contoh:
Topik : Bencana Alam
Pembatasan Topik: Sebab-sebabnya, Sejarahnya, Perkembangannya, Keadaannya, Untung-rugi.
E.     Membuat Kerangka Karangan
Ada 2 macam karangan yaitu karangan yang bersifat fiksi dan karangan yang bersifat nonfiksi. Fiksi lebih kearah khayalan sedangkan nonfiksi lebih ke arah kejadian nyata (benar-benar terjadi). Penulisan karya tulis merupakan salah satu contoh karangan nonfiksi karena kejadiannya yang benar-benar dialami, atau dikerjakan. Sedangkan karangan fiksi contoh nyatanya adalah cerita pendek yang terkadang berupa cerita yang tidak mungkin terjadi.
Pada dasarnya, untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan.
Langkah-Langkah Menyusun Karangan :
1.      Menentukan tema dan judul
Sebelum kita mau melangkah, pertama kali dipikirkan adalah mau kemana kita berjalan? lalu bila menulis, apa yang akan kita tulis? Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan. Sedangkan yang dimaksud dengan judul adalah kepala karangan. Kalau tema cakupannya lebih besar dan menyangkut pada persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis.
Tema sangat terpengaruh terhadap wawasan penulis. Semakin banyak penulis membiasakan membaca buku, semakin banyak aktifitas menulis akan memperlancar penulis memperoleh tema. Namun, bagi pemula perlu memperhatikan beberapa hal penting agar tema yang diangkat mudah dikembangkan. diantaranya :
a.       Jangan mengambil tema yang bahasannya terlalu luas.
b.      Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.
c.       Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh.
Terkadang memang dalam menentukan tema tidak selamanya selalu sesuai dengan syarat-syarat diatas. Contohnya saat lomba mengarang, tema sudah disediakan sebelumnya dan kita hanya bisa memakainya. Ketika tema sudah didapatkan, perlu diuraikan atau membahas tema menjadi suatu bentuk karangan yang terarah dan sistematis. Salah satu caranya dengan menentukan judul karangan. Judul yang baik adalah judul yang dapat menyiratkan isi keseluruhan karangan kita.
2.      Mengumpulkan bahan
Setelah punya tujuan, dan mau melangkah, lalu apa bekal kita? Sebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan. Bagaimana ide, dan inovasi dapat diperhatikan kalau tidak ada hal yang menjadi bahan ide tersebut muncul. Buat apa ide muluk-muluk kalau tidak diperlukan. Perlu ada dasar bekal dalam melanjutkan penulisan.
Untuk membiasakan, kumpulkanlah kliping-kliping masalah tertentu (biasanya yang menarik penulis) dalam berbagai bidang dengan rapi. Hal ini perlu dibiasakan calon penulis agar ketika dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat membuka kembali kliping yang tersimpan sesuai bidangnya. Banyak cara mengumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara sesuai juga dengan tujuan tulisannya.
3.      Menyeleksi bahan
Setelah ada bekal, dan mulai berjalan, tapi bekal mana yang akan dibawa? agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. Polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis. berikut ini petunjuk-petunjuknya:
a.       Catat hal penting semampunya.
b.      Jadikan membaca sebagai kebutuhan.
c.       Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.
4.      Membuat kerangka
Bekal ada, terpilih lagi, terus melangkah yang mana dulu? Perlu kita susun selangkah demi selangkah agar tujuan awal kita dalam menulis tidak hilang atau melebar ditengah jalan. Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur.
Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.

Berikut fungsi kerangka karangan :
a .Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis
b. Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan.
c. Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting
Tahapan dalam menyusun kerangka karangan :
a.       Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang menjelaskan gagasan2 yang timbul)
b.      Mengatur urutan gagasan.
c.       Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab
d.      Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap
Merangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis. Bila terdapat ide yang bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan. (karangan tidak mengalir)
5.      Mengembangkan kerangka karangan
Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan kita terhadap materi yang hendak kita tulis. Jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata. Terbukti pula kekuatan bahan materi yang kita kumpulkan dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan karangan.
Pengembangan karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. Untuk itu pengembangannya harus sistematis, dan terarah. Alur pengembangan juga harus disusun secara teliti dan cermat. Semakin sistematis, logis dan relevan pada tema yang ditentukan, semakin berbobot pula tulisan yang dihasilkan.

0 komentar:

Posting Komentar

Facebook comment