Select Language

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
use your language

Rabu, 30 Maret 2011

Teori Belajar dan Penerapannya dalam Pembelajaran (sambungan)


TEORI BELAJAR DAN PENERAPANNYA
DALAM PEMBELAJARAN
(Sambungan)

INGATAN
Ingatan atau memori adalah retensi (mempertahankan) informasi. Dalam mengingat informasi  terdapat pola yang terstruktur, yaitu:


Keterangan ;
Enconding                         : proses memasukkan informasi kedalam memori
Storage (Penyimpanan)    : mempertahankan informasi dari waktu ke waktu
Retrieval (Pengambilan)   : mengambil memori dari tempat penyimpanan teori
Secara teori – adanya tiga aspek dalam berfungsinya ingatan, yaitu:
·         Mencamkan : menerima kesan-kesan
Menurut terjadinya, mencamkan itu dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
o       Sekehendak, artinya dengan sengaja mencamkan sesuatu. Biasa yang disebut dengan menghafal.
o       Tidak sekehendak, dalam menangkap/mencangkam informasi tertentu.
·         Menyimpan kesan-kesan
·         Memproduksi kesan-kesan
Atas dasar pernyataan diatas, maka ingatan didefinifikan sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan.
Ingatan yang baik mempunyai sifat, yaitu:
Ø      Ingatan cepat, artinya mudah dalam mencamkan sesuatu hal tanpa sukar.
Ø      Ingatan luas, artinya dapat menyimpan banyak kesan-kesan
Ø      Ingatan setia, artinya apa yang telah diterima (dicamkan) akan disimpan baik-baiknya, tak akan berubah-ubah. Jadi tetap cocok dengan keadaan waktu menerimanya
Ø      Ingatan teguh, artinya dapat menyimpan kesan dalam waktu yang lama, tidak mudah lupa
Ø      Ingatan siap, artinya mudah dalam memproduksikan kesan yang telah disimpan

Macam-macam memori (ingatan)
Ø      Memori sensoris.
Berbicara sensoris berarti kita mengandalkan pengindraan.  Informasi yang ada dalam bentuk sensoris aslinya hanya bertahan beberapa saat pada memori sensoris.  Jadi penting bagi individu untuk memperhatikan informasi sensoris.
Ø      Memori jangka pendek.
= Sistem memori berkapasitas terbatas,dimana informasi dipertahankan sekitar 30 detik. Kecuali, infomasi itu diulang atau diproses lebih lanjut ( mencamkan sekehendak)
Ø      Memori jangka panjang
= tipe memori yang menyimpan banyak informasi selama periode waktu yang lama secara relative permanent.
Memori jangka panjang terbagi atas beberapa bagian, bagian tersebut dibagi juga atas beberapa sub :

Keterangan:
·         Memori Deklaratif adalah rekoleksi atau pengingat kembali informasi secara sadar. Seperti fakta spesifik atau kejadian yang dapat dikomunikasikan secara verbal.
ü      Memori episodik adalah retensi informasi tentang dimana dan kapan terjadinya suatu peristiwa salam hidup.
ü      Memori semantik adalah pengetahuan umum individu tentang dunia.
Memori ini mencakup
o       Pengetahuan tentang pelajaran disekolah
o       Pengetahuan tentang bidang keahlian yang berbeda (permainan catur dan pengetahuannya)
o       Pengetahuan sehari-hari tentang makna kata, orang terkenal, tempat-tempat penting dan hal-hal umum.
·         Memori Prosedural adalah pengetahuan nondeklaratif dalam bentuk keterampilan dan operasi kogntitif.
Memori prosedural  tidak dapat secara sadar diingat kembali, setidaknya dalam bentuk fakta atau kejadian spesifik. Ini membuat memori prosedural menjadi sulit untuk dikomunikasikan.

Model tiga simpanan memori
Model tiga simpanan memori. Konsep ini dikembangkan oleh Richard Atkinston dan Richard Shiffrin (1968) yang melibatkan sekuensi tahap memori sensoris, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang.
Dalam model ini, input sensoris nasuk ke memori sensoris. Melalui proses atensi (mengonsentrasikan dan mefokuskan sumber daya mental), informasi pindah ke memori jangka pendek, dan berada disana selama 30 detik atau kurang, kecuali diulang-ulang. Kemudian, informasi masuk ke penyimpanan memori jangka panjang; dari sini informasi dapat diambil kembali.






PROSES TERJADINYA LUPA DALAM BELAJAR
Dari pengalaman sehari-hari, kita memiliki kesan seakan-akan apa yang kita alami dan pelajari tidak seluruhnya tersimpan dalam akal kita. Padahal, menurut teori kognitif  apapun yang kita alami  dan kita pelajari, kalau memang sistem akal kita mengolahnya dengan cara yang memadai, semuanya akan tersimpan dalam subsistem akal permanent kita.
Lupa (forgetting) adalah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari, atau dalam istilah lain disebut dengan cue-dependent forgetting. Cue-dependent forgetting adalah kegagalan dalam mengambil kembali informasi karena kurangnya petunjuk pengambilan  yang efektif (Nadine,2000).
Misalkan, ketika seorang siswa pada hari itu terdapat dua pelajaran yang akan diujiankan, yaitu ujian sejarah dan bahasa Inggris. Ketika ujian sejarahnya selesai dan hendak memulai ujian bahasa Inggrisnya, maka infomasi tentang sejarah akan mencampuri ingatan tentang bahasa Inggris. Sehingga dalam pengambilan kembali informasi tentang bahasa Inggris mengalami pengendapan (pengambilan informasi kurang efektif).
Lain lagi dengan Gulo (1982) dan Reber (1988), mereka  mendefinisikan lupa sebagai ketidak mampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau dipahami.  Dengan demikian, lupa bukanlah peristiwa hilangnya item informasi dari pengetahuan akal kita.

Faktor-faktor penyebab lupa
a)      Pertama, lupa dapat terjadi karena gangguan konflik antara item-item informasi atau materi yang ada dalam sistem memori .
Dalam interfence theory /Teori interferensi  (  sebuah teori yang menyatakan bahwa manusia lupa bukan karena kehilangan memori tetapi karena informasi lainnya menghalangi hal yang ingin diingati), gangguan konflik ini terbagi menjadi dua macam,yaitu ;
·         Proactive interference; terjadi ketika informasi yang dipelajari sebelumnya mengganggu pengingatan kembali suatu hal yang dipelajari kemudian. Ini dapat menjadi bermasalah ketika informasi yang baru tidak dapat digunakan dengan benar akibat diganggu informasi lama
·         Retroactive interference ; terjadi ketika informasi yang baru dipelajari mengganggu pengingatan/pemanggilan memori yang lama.
b)      Kedua, lupa- dapat terjadi  karna adanya tekanan pada item yang telah ada, baik sengaja ataupun tidak.
Penekanan ini terjadi karena ada beberapa kemungkinan
·         Karena item informasi (berupa pengetahuan, tanggapan, kesan  dsb) yang diterima siswa kurang menyenangkan, sehingga ia dengan sengaja menekannya hingga ke alam ketidaksadarannya.
·         Karena fenomena retroactive
·         Karena Informasi yang diperoleh tidak dimunculkan lagi cukup dalam waktu lama
c)      Ketiga, lupa- dapat terjadi pada perubahan situasi lingkungan antara waktu belajar dengan proses mengingat kembali.
d)      Keempat, lupa- dapat terjadi karena perubahan sikap dan minat terhadap proses dan situasi belajar tertentu.
e)      Kelima, lupa- dapat terjadi karena informasi yang diperoleh tidak digunakan lagi.
f)       Keenam, lupa- karena gangguan syaraf.
g)      Ketujuh, lupa- dikarenakan item informasi yang diterima rusak sebelum masuk ke memori permanen.



KEJENUHAN DALAM BELAJAR
Secara harafiah, arti kejenuhan adalah padat atau penuh sehingga tidak mampu lagi memuat apapun. Selain itu, jenuh juga dapat berarti jemu atau bosan.
Kejenuhan belajar adalah rentang waktu tertentu yang digunakan untuk belajar, tetapi tidak mendatangkan hasil (Reber,1988).
Seseorang yang sedang dalam keadaan jenuh sistem akalnya tak dapat bekerja sebagaimana yang diharapkan dalam memproses item-item informasi atau pengalaman baru, sehingga kemajuan belajarnya tersendat.
Faktor penyebab
a)      Kejenuhan belajar dapat melanda siswa apabila ia kehilangan motivasi dan kehilangan konsolidasi salah satu tingkat keterampilan tertentu sebelum siswa tertentu sampai pada tingkat keterampilan berikutnya (Chaplin,1972).
b)      Selain itu kejenuhan belajar juga dapat terjadi karena proses belajar siswa yang telah sampai pada batas kemampuan jasmaniah, seperti :
§         Bosan (boring)
§         Keletihan
Keletihan siswa dapat dikelompokkan atas 3, yaitu ;
ü      keletihan indra
ü      Keletihan fisik
ü      Keletihan mental
4 faktor yang menyebabkan siswa keletihan mental
o       Karena kecemasan siswa terhadap dampak negatif  yang ditimbulkan oleh keletihan itu sendiri
o       Karena kecemasan siswa terhadap standar keberhasilan bidang pelajaran tertentu apalagi merasa bosan kepada bidang tsb
o       Karena siswa berada ditengah-tengah situasi kompetitif yang ketat dan menuntut lebih banyak kerja intelek yang berat
o       Karena siswa mempercayai konsep kinerja akedemik yang optimum, sedangkan dia sendiri menilai belajarnya hanya berdasarkan ketentuan yang dibuatnya sendiri (self-imposed)


TRANSFER DALAM BELAJAR
Transfer belajar (transfer of learning) mengandung arti  pemindahan keterampilan hasil belajar dari satu sitausi ke situasi lainnya (Reber 1988)
Pembagian transfer dalam belajar
a)      Menurut theory of Identical Element
o       Transfer positif
Transfer positif terjadi (biasanya) karena adanya kesamaan elemen antara materi yang lama dengan materi yang baru.
Contoh: orang yang sudah bisa naik sepeda maka ia akan lebih mudah
               belajar naik sepeda motor
o       Transrer negatif
Kebalikan dari transfer positif, karna adanya perbedaan dari materi lama.
Contoh: siswa yang terbiasa mengetik dengan 2 jari akan susah dalam 10 jari.
b)      Menurut Gagne (dibaca : gaenye) transfer belajar dapat digolongkan  ke dalam empat kategori
§         Transfer positif, efeknya bagus terhadap pembelajaran sebelumnya
§         Transfer negatif, berefek buruk yang akibatnya merusak keterampilan sebelumnya.
§         Transfer vertikal, berefek baik terhadap kegiatan belajar yang lebih tinggi
§         Transfer lateral, berefek baik  terhadap kegiatan belajar yang sederajat (pengaplikasian teori)

















DAFTAR PUSTAKA


Santrock, John W.2008. Psikologi Pendidikan. Alih Bahasa Tri Wibowo. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Suryabrata, Sumardi. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Garfindo Persada
Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda

0 komentar:

Posting Komentar

Facebook comment