PERILAKU SOSIAL DAN KESEHATAN MENTAL
A. PENGERTIAN
Ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang memperhatiakan perwatan mental atau jiwa. Tema pokok yang menjadi objek penyelidikan ilmu kesehatan mental adalah penyesuaian diri dan kesehatan mental. Kesehatan mental merupakan bagian yang menting dari penyesuaian diri. Orang yang mendapat gangguan mental adalah, orang yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik. Orang mungkin dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik atau dapat bergaul dengan orang lain atau dengan para anggota keluarganya, tetapi selalu ada masa-masa dalam kehidupan nya dimana gangguan mentalnya akan menggangu penyesuaian dirinya yang sudah terkondisikan dengan baik.
Pemahaman kesehatan mental dalam kehidupan sehari-hari diartikan sebagai keadaan yang stabil jiwa (tidak resah, tidak mengalami tekanan, seimbang atau tidak berat sebelah). Bila kondisi jiwa tidak serasi, maka keadaan ini yang dinamakan dengan tidak sehat mental, sehingga perilaku yang diperankanpun menjadi amburadul sehingga merugikan diri sendiri dan orang lain. Cara-cara menyeimbangkan diri akibat dampak kondisi dan situasi tersebut, ada pada manusia yang mengenainya, baik bersifat biologik, psikologik atau sosiologik sesuai dengan gejala ketidak seimbangan yang dialami manusia. Kondisi ini bisa dirasakan oleh siapa saja dalam kehidupan sehari-hari. pandangan ilmu kedokteran jiwa.
Kesehatan mental adalah suatu kondisi dimana memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang, dan perkembangan kesehatan jiwa ini berjalan selaras dengan keadaan orang lain (Hawari, 1996:12).
Gelaja keseimbangan tidaknya mental manusia digerakkan oleh proses interaksi manusia dengan lingkungan sekitar beragam dampak mengenai diri manusia sehingga menimbulkan bermacam ketidak seimbangan. Karena itu, makna kesehatan mental/jiwa mempunyai sifat-sifat yang harmonis (serasi) dan memperhatikan semua segi-segi dalam penghidupan manusia, dan dalam hubungannya dengan manusia lain.
Gelaja keseimbangan tidaknya mental manusia digerakkan oleh proses interaksi manusia dengan lingkungan sekitar beragam dampak mengenai diri manusia sehingga menimbulkan bermacam ketidak seimbangan. Karena itu, makna kesehatan mental/jiwa mempunyai sifat-sifat yang harmonis (serasi) dan memperhatikan semua segi-segi dalam penghidupan manusia, dan dalam hubungannya dengan manusia lain.
Dalam kehidupan sosial, beragam wujud perilaku yang bisa diamati kemudian dapat diinterpretasikan, diidentifikasikan, dikategorikan atau diklarifikasikan; mana-nama yang disimpulkan sebagai bentuk jiwa yang sehat meskipun orangnya secara klinis perlu perawatan medis (sakit fisik) dan jiwa yang sakit walaupun secara kasat mata orang sehat wal-afiat. Hal ini berorientasi pada kondisi manusia dalam perkembangannya yang mengalami berbagai persoalan yang harus diatasi dan diperjuangkan untuk hidupnya. Bila suatu persoalan belum dapat dipecahkan akan menjadi tekanan bagi jiwanya, bahkan mengganggu keseimbangan mentalnya. Jikalau mendapat pemecahan masalah yang sehat, maka akan membawa keseimbangan mental kembali, tanpa tekanan dan memberi kepuasan baginya. Namun, andaikata tidak memperoleh proses penyelesaian yang sehat, akan menjadi gangguan yang berlarut bagi keseimbangan mentalnya, bahkan menjadi kesukaran dalam proses kehidupannya.
Sehubungan dengan kondisi perilaku manusia yang beragam itu, maka para ahli kesehatan mental berusaha menjelaskan kriteria untuk menggolongkan orang yang dalam keadaan mental sehat, antara lain;
(1) memiliki pandangan sehat terhadap kenyataan (diri dan lingkungan sekitar), (2) kemampuan menyesuaikan diri pada segala kemungkinan, dan kemampuan mengatasi persoalan,
(3) dapat mencapai kepuasan pribadi dan ketenangan hidup tanpa merugikan orang lain (Meichati, 1969:15).
Mental sehat manusia dipengaruhi oleh faktor internal dan external. Keduanya saling mempengaruhi dan dapat menyebabkan mental yang sakit sehingga bisa menyebabkan gangguan jiwa dan penyakit jiwa.
A. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang seperti sifat, bakat, keturunan dan sebagainya. Contoh sifat yaitu seperti sifat jahat, baik, pemarah, dengki, iri, pemalu, pemberani, dan lain sebagainya. Contoh bakat yakni misalnya bakat melukis, bermain musik, menciptakan lagu, akting, dan lain-lain. Sedangkan aspek keturunan seperti turunan emosi, intelektualitas, potensi diri, dan sebagainya.
B. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berada di luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi mental seseorang. Lingkungan eksternal yang paling dekat dengan seorang manusia adalah keluarga seperti orang tua, anak, istri, kakak, adik, kakek-nenek, dan masih banyak lagi lainnya.
Faktor luar lain yang berpengaruh yaitu seperti hukum, politik, sosial budaya, agama, pemerintah, pendidikan, pekerjaan, masyarakat, dan sebagainya. Faktor eksternal yang baik dapat menjaga mental seseorang, namun faktor external yang buruk / tidak baik dapat berpotensi menimbulkan mental tidak sehat.
B. FAKTOR PSIKOLOGI SOSIAL YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN MENTAL
1. Persepsi Sosial dan Kognisi Sosial
Persepsi Sosial adalah Suatu proses seseorang untuk mengetahui, menginterpretasikan dan mengevaluasi orang lain yang dipersepsi,tentang sifat-sifatnya,kualitasnya,keadaan yang lain yang ada dalam diri orang yang dipersepsi,sehingga terbentuk gambaran mengenai orang yang di persepsi.
Kognisi Sosial adalah tata cara dimana kita menginterpretasi , menganalisa, mengingat dan mengunakan informasi tentang dunia sosial. Komponen dasar kognisi sosial adalah skema,yang merupakan kerangka mental yang menuntun kita untuk mengorganisasi sejumlah besar informasi dalam suatu cara yang efisien. Kerangka ini memberikan pengaruh kuat terhadap pemikiran sosial.
2. Teori Atribusi
Atribusi merupakan teori yang menjelaskan tentang faktor-faktor yang menyebabkan seseorang berperilaku. Untuk mengetahui tentang orang-orang yang ada disekitar kita dapat melalui beberapa macam cara :
a. Melihat melalui fisik orang yang bersangkutan
b. Langsung menanyakan kepada orang yang bersangkutan
c. Dari perilaku orang yang bersangkutan
3. Komunikasi
Komunikasi merupakan proses penyampaian dan penerimaan lambang-lambang yang mengandung arti,baik yang berwujud informasi,pemikiran,pengetahuan ataupun yang lain-lain dari penyampai kepada penerima. Bila komunikasi itu berlangsung terus menerus akan terjadi interaksi yaitu proses saling mempengaruhi antara individu satu dengan yang lain.
4. Konflik dan Solusi
Konflik sangat mempengaruhi kesehatan mental seseorang, karena dengan konflik
Yang terjadi secara terus menerus,dan disertai dengan tidak ditemukannya pemecahan atau solusi dari konflik tersebut,maka akan mempengaruhi kesehatan mental orang itu.
Dari penjelasan tentang faktor psikologi sosial yang memepengaruhi kesehatan mental,yaitu : persepsi sosial dan kognisi sosial,atribusi,komunikasi, dan konflik,akan memicu seseorang akan mengalami mental yang tidak sehat,yang akan berdampak pada kehidupan sosial orang tersebut.
C. DAMPAK DARI GANGGUAN KESEHATAN MENTAL DALAM PANDANGAN PSIKOSOSIAL
1. Low self esteem
Self esteem adalah : evaluasi diri yang dibuat seorang individu , sikap seseorang terhadap dirinya sendiri,dalam rentang dimensi positif-negatif. Orang yang dengan Self esteem yang rendah akan mempengaruhi dia dalam mengevaluasi dirinya atau dia akan mengevaluasi dirinya secara negatif. Evaluasi diri yang negatif,akan menyebabkan keterampilan sosial yang tidak memadai,kesepian,depresi,dan kinerja lebih buruk.
Contohnya, ketika masalah muncul disekolah , di tempat kerja atau diantara teman akan terjadi penurunan self esteem, dan akan terjadi peningkatan kecemasan dari individu tersebut.
2. Depression and panic attacks
Serangan Panik muncul secara berulang dan tidak terduga. Serangan-serangan panik melibatkan rekasi kecemasan yang intens di sertai dengan sintom fisik,seperti jantung berdebar-debar,nafas cepat,nafas tersengal atau kesulitan bernapas,berkeringat banyak dan rasa lemas.
Dalam banyak kasus,orang yang mengalami serangan panik membatasi aktifitas mereka untuk menghindari tempat-tempat yang mereka takutkan. Terdapat kemungkinan untuk terjadinya serangan atau tempat dimana mereka akan terputus dari sumber dukungan mereka yang biasa.
Orang yang mengalami serangan panik ada kecendrungan untuk mendekat atau bergantung dengan orang lain,demi mendapatkan pertolongan. Orang yang mengalami serangan panik,akan mengalami perubahan tingkah laku yang signifikan.Misalnya menolak meninggalkan rumah atau keluar kemasyarakat karena takut mendapat serangan lagi.
3. Shyness and loneliness
Shyness (rasa malu ), Meskipun beberapa psikolog sosial telah difokuskan pada penerapan langsung psikologi sosial untuk proplems klinis, wilayah malu memberikan kontras penting untuk di kaji. Penelitian yang paling penting dalam rasa malu, serta upaya yang paling signifikan untuk mengobatinya, telah dilakukan oleh Zimbardo, seorang psikolog sosial telah mengatakan bahwa, rasa malu seharusnya tidak mengherankan, karena rasa malu adalah hal yang utama yang menjadikan seseorang kesulitan dalam berinteraksi sosial.
Rasa malu menyebabkan seseorang merasa tidak nyaman berada di lingkungan sosialnya.
Loneliness ( kesendirian ), merupakan sumber utama penyebab tekanan psikologis bagi banyak orang dan dapat menjadikan seseorang tersebut terserang depresi. Orang yang kesepian mungkin gagal untuk mengatasi masalah secara memadai, bahkan kadang-kadang gagal untuk mengenali perannya di lingkugan sosial.
Orang yang kesepian biasanya orang yang ditolak dari lingkungan sosialnya,yang menuntun mereka kearah depresi,agresifitas dan menjadi alkholik.
4. Hostility and aggresion
Hostility ( Permusuhan ), orang melihat permusuhan dapat menyebabkan ia juga melakukan kekerasan ( aggresion ).
Misalnya seseorang yang pulang dari tempat kerja,dimana di tempat kerja,ia mengalami konflik,sehingga ia setelah keluar dari lingkugan kerja,ia melampiaskan masalah atau konflik yang dihadapinya kepada orang disekitarnya.misalnya kepada orang tua,istri,dan anaknya.
5. Cronic pain and disability
Cronic pain (sakit kronis) dan disability (cacat), merupakan stressor luar biasa bagi individu yang mengalami dan keluarganya. Tidak hanya rasa sakit yang mereka derita, tetapi mereka mungkin kehilangan sebagian besar kehidupan sosial dan rekreasi. Juga akan kehilangan status dan kekuasaan, baik di dalam dan luar keluarga,secaradrastis.
6. Relationship problem
Perubahan hidup menjadi sumber stres bila perubahan hidup tersebut menuntut kita untuk menyesuaikan diri. Perubahan hidup ini dapat berupa peristiwa menyenangkan seperti pernikahan, dan peristiwa yang menyedihkan seperti kematian orang tercinta.
Meskipun perubahan hidup yang menyenangkan (positif) maupun tidak menyenangkan (negatif) dapat menyebabkan stres, perubahan hidup yang positif mengakibatkan gangguan yang lebih ringan daripada perubahan hidup yang negatif. Dengan kata lain, stres karena pernikahan lebih ringan daripada stres yang disebabkan oleh perceraian atau perpisahan.
Pernikahan dan hubungan erat lainnya memiliki pengaruh kuat pada kesehatan mental dan gangguan dalam hubungan tersebut ,dapat menyebabkan sejumlah masalah,yang berakhir kepada depresi,kecemasan,dan pelarian pada alkohol.
KESIMPULAN
Orang yang mengalami gangguan mental akan mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri, seperti dalam pemuasan kebutuhan,keterampilan dalam menangani frustasi dan konflik,serta ketenangan pikiran atau jiwa. Itu berarti seseorang akan sulit berinteraksi dengan baik dengan orang lain dan kesulitan dalam menghadapi tuntutan-tuntutan pekerjaan.
Dalam psikologi sosial,faktor-faktor yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan mental adalah : peresepsi sosial dan kognisi sosial,atribusi,komunikasi serta konflik. Sehingga akan berdampak pada, kepercayaan diri seseorang,seseorang akan mengalami depresi,serangan panic,merasa kesendirian dan kesepian,mengalami masalah fisik serta mengalami masalah dalam hubungan sosial.
Daftar Pustaka
Nevid J.S; Rathus S.A; Greene B .2003. Psikologi Abnormal. Jilid 1. Alih bahasa Tim Fakultas Psikologi UI.Jakarta: Erlangga
Semium,yustinus:2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta : Kanisius
Walgito,bimo.2003. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Yogyakarta andi
Baron,ra,byrne.1987.Psikologi Sosial Jilid 2.Jakarta ; Erlangga
Baron,ra,byrne.1987.Psikologi Sosial Jilid 1.Jakarta ; Erlangga
Stanley W.S,Donald R M.1997. Applied Social Psychology. A Viacom company prentice hall
Hawari, D. (1997), Al Qur’an: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Yogyakarta: Dana Bhakti Primayasa
0 komentar:
Posting Komentar