Perkembangan sosioemosional pada masa dewasa akhir.
I. Lingkungan social.
Telah lama terdapat kepercayaan bahwa cara terbaik untuk penuaan adalah dengan memisahkan diri. Teori pemisahan menyatakan bahwa oang-orang dewasa lanjut secara perlahan-lahan mulai menarik diri dari masyarakat. Pemisahan merupakan aktivitas timbal balik dimana orang-orang dewasa lanjut tidak hanya menjauh dari masyarakat, tetapi masyarakat juga menjauh dari mereka.
Menurut teori ini orang-orang dewasa lanjut mengembangkan suatu kesibukan terhadap dirinya sendiri , mengurangi hubungan emosional dengan orang lain, dan menunjukkan penurunan ketertarikan terhadap berbagai persoalan kemasyarakatan. Penurunan interaksi social dan peningkatan kesibukan terhadap diri sendiri di anggap mampu meningkatkan kepuasan hidup dikalangan orang-orang dewasa lanjut.
Menurut teori aktivitas, semakin orang-orang dewasa lanjut aktif dan terlibat, semakin kecil kemungkinan mereka menjadi renta dan semakin besar kemungkinan mereka merasa puas dengan kehidupannya.
Teori aktivitas ini menyatakan bahwa individu –individu seharusnya melanjutkan peran-peran masa dewasa tengahnya di sepanjang masa dewasa akhir, jika peran-peran itu diambil dari mereka (seperti dalam PHK, misalnya), penting bagi mereka untuk menemukan peran-peran pengganti yang akan memelihara keaktifan dan keterlibatan mereka didalam aktivitas-aktivitas kemasyarakat.
Teori social mengenai penuaan yang ketiga adalah teori kontruksi gangguan social. Teori ini menyatakan bahwa penuaan dikembangkan melalui fungsi psikologis negative yang dibawa oleh pandangan-pandangan negative tentang dunia social dari orang-orang dewasa lanjut dan tidak memadainya penyediaan layanan untuk mereka.
Sindrom gangguan social.
·
SStereotipe orang-orang dewasa lanjut
SStereotipe orang-orang dewasa lanjut
Ageisme adalah prasanka terhadap orang-orang dewasa lanjut. Terlalu banyak stereotype-stereotipe negative untuk orang-orang dewasa lanjut yang masih ada. Orang usia lanjut munkin dipandang tidak mampu untuk berpikir jernih, mempelajari sesuatu yang baru, menikmati seks, memberi kontribuksi terhadap komunitas, dan memegang tanggung jawab pekerjaan.
· Isu-isu kebijakan terhadap komunis usia lanjut.
Menurut neugarten, beberapa isu kebijakan penting pada usia lanjut di adalah status ekonomi dan keberlangsungan system jaminan social, ketersediaan perawatan kesehatan, dukungan untuk keluarga-keluarga yang merawat orang-orang dewasa lanjut, dan ketidak adilan generasional.
· Penghasilan
Suatu perhatian khusus tertuju pada kemiskinan orang usia lanjut. Orang-orang usia lanjut khususnya yang menjanda atau tinggal sendiri berada pada tingkat kemiskinan yang tinggi, Meskipun demikian,mayoritas orang-orang dewasa lanjut menghadapi suatu kehidupan dengan pendapat yang berkurang.
· Pengaturan tempat tinggal.
Suatu stereotype mengenai orang-orang dewasa lanjut adalah bahwa mereka seringkali tinggal didalam institusi –institusi, tetapi kenyataannya hampir 95 % tinggal dalam komunitas. Mayoritas orang dewasa lanjut yanglah menjadi tinggal sendiri telah menjadi janda. Semakin besar kemungkinan mereka tinggal didalam institusi.
II. Etnisitas, Gender, dan Kebudayaan.
ü Etnisitas dan gender
Orang usia lanjut dari etnis minoritas menghadapi beban khusus harus mengatasi kemungkinan kesulitan ganda, baik ageisme maupun rasisme. Meskipun demikian , stress dan diskriminasi dihadapi oleh orang lanjut usia dari etnis minoritas, banyak diantara mereka yang telah mengembangkan mekanisme penyelesaian masalah yang memampukan mereka bertahan didalam kebudayaan yang dominan.
ü Peran-peran gender
Terdapat bukti yang lebih kuat bahwa laki-laki menjadi lebih feminine” sebagai seorang dewasa lanjut dibandingkan bukti yang mendukung bahwa wanita menjadi lebih “maskulin “.
ü Kebudayaan
Faktor-faktor yang menentukan status tinggi orang-orang lanjut usia didalam suatu kebudayaan ;
1. Orang lanjut usia memiliki pengetahuan yang bernilai.
2. Mengontrol sumber-sumber penting keluarga/ komunitas.
3. diperkenankan terlibat didalam fungsi-fungsi yang berguna dan berharga.
4. adanya kontinuitas peran
5. perubahan peran yang terkait dengan usia yang melibatkan tanggung jawab besar.
6. Integrasi didalam keluarga luas.
7. serta orientasi kebudayaan yang lebih bersifat kolektivistik daripada individualistic
III. Keluarga
ü Pasangan usia lanjut, gaya hidup, kencan, dan persahabatan.
Masa saat mulai pensiun hingga meninggal sering kali mengarah pada tahap akhir didalam proses pernikahan. Pension mengubah gaya hidup pasangan dan membutuhkan adaptasi.orang-orang yang menikah dimasa dewasa akhir biasanya lebih berbahagia dibandingkan orang-orang yang sendiri.
Kencan telah menjadi hal yang umum di antara orang-orang dewasa lanjut. Tanpa menghiraukan usia, persahabtan merupakan dimensi yang penting dalam hubungan social, mereka menguat saat kehilangan.
ü Menjadi kakek/ nenek
Sekitar 80% para kakek/nenek mengatakan bahwa mereka bahagia dalam hubungannya dengan cucu. Peran sebagai kakek/nenek mempunyai 3 makna : biologis, emosional dan terpencil. Dan memiliki 3 gaya interaksi : formal, mencari kesenangan dan figure yang jauh.
Peran sebagai kakek/nenek dapat beraneka ragam disetiap kebudayaan dan kelompok-kelompok etnis karna proses penuaan di masyarakat itu sendiri. Suatu perhatian khusus tertuju pada hak/hak mengunjungi untuk kakek/nenek.
IV. Kepuasan hidup.
Erikson menyatakan bahwa masa dewasa akhir dicirikan dengan tahap integritas vs keputusan, saat dimana orang-orang dewasa lanjut mengevaluasi dan melihat kembali apa yang telah mereka kerjakan dengan hidupnya. 3 tugas perkembangan orang-orang dewasa lanjut : diferensiasi vs kesibukan peran, melampaui tubuh vs kesibukan dengan tubuh, dan melampaui ego vs kesibukan dengan ego. Tinjauan hidup merupakan suatu tema umum dalam teori-teori kepribadian dimasa dewasa akhir
ü Kepuasan hidup.
Kepuasan hidup mengarah pada kesejahteraan psikologis secara umum, pendapatan, kesehatan, gaya hidup yang aktif serta jaringan keluarga dan pertemanan dikaitkan dengan jalan yang memungkinkan tercapainya kepuasan hidup orang dewasa lanjut.
ü Penuaan yang berhasil.
Penuaan yang berhasil terjadi ketika orang-orang dewasa lanjut mmengikuti pola makan yang sesuai, olahraga, pencarian stimulus mental yang tepat dan memiliki dukungan social yang baik.
Penuaan yang berhasil membutuhkan usaha dan keterampilan pemecahan masalah dan melibatkan 3 faktor dari seleksi, optimimasi, dan kompensasi.
DAFTAR PUSTAKA
Santrock, J.W. 2002. Life Span Development Perkembangan Masa Hidup. Erlangga : Jakarta
Oleh
Kelompok 9
YULMIRTI
SHELLY RACHMADITA YULIANDARI
HESTI RENJANI PUTRI
ANINDRA GUSPA
0 komentar:
Posting Komentar