Select Language

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
use your language

Minggu, 12 Desember 2010

Psi Kepribadian (teori george alexander)


TEORI GEORGE ALEXANDER KELLY

A.          Biografi George Kelly

George Alexander Kelly lahir 28 April 1905, disebuha pertanian dekat Pert, Kansas, sebuah kota kecil yang hapir tak berpenghuni. George adalah putra tunggal pasangan Elfleda M. Kelly yang awalnya guru sekolah, dan Theodore V. Kelly, seorang pendeta Presbyterian. Sewaktu Kelly lahir, ayahnya berhenti dari pekerjaannya sebagai pendeta agar bisa menjadi petani di Kansas.
Saat Kelly berusia 4 tahun, keluarganya pindah ke Colorado timur, dimana ayahnya membuka lahan kosong sebagai milik mereka. Saat di Colorado Kelly masuk sekolah dengan tidak teratur, lebih sering tidak hadir daripada hari, hanya satu dua kali dalam beberapa minggu.
Kurangya sumber air membuat keluarga Kelly kembali lagi ke Kansas, dimana Kelly  masuk ke empat SMA yang berbeda selama empat tahun. Pada usia 13 tahun orangtuanya memutuskan untuk memindahkan Kelly ke Wichita. Sejak Lulus SMA, dia meghabiskan waktu tiga tahun di Friends University di Wichita dan satu tahun di Park College di Parkville, Missouri.
Kelly adalah pribadi dengan banyak minat yang beragam. Gelar sarjananya diperoleh di bidang fisika dan matematika dari College Park pada tahun 1926, diikuti dengan gelar master dalam sosiologi dari University of Kansas. Pindah ke Minnesota , dia mengajarkan berbicara di depan umum untuk organisasi buruh dan bankir dan kelas kewarganegaraan untuk imigran.
Dia pindah ke Sheldon , Iowa , tempat ia mengajar dan melatih drama di sebuah perguruan tinggi junior, dan bertemu dengan istrinya, Gladys Thompson. Setelah pekerjaan jangka pendek, ia menerima beasiswa untuk pergi ke University of Edinburgh, di mana ia menerima gelar sarjana pendidikan di psikologi. Pada tahun 1931, ia menerima gelar Ph.D dalam psikologi dari Universitas Negeri Iowa .
Kemudian, selama depresi, ia bekerja di Fort Hays Kansas State College , di mana ia mengembangkan teori dan teknik klinis. Selama Perang Dunia II, Kelly menjabat sebagai psikolog penerbangan dengan Angkatan Laut, diikuti oleh bertugas di University of Maryland selama setahun. Pada tahun 1946, dia memutuskan untuk bergabung dengan tawaran fakultas psikologi di Ohio State University untuk menjadi professor dan direktur klinik psikologi mereka.
Akhirnya pada tahun 1955 dia menerbitkan karyanya yang paling penting, The Psychology of Personal Construct. Buku ini mengandung seluruh aspek teori kepribadian Kelly, satu dari segelintir saja buku yang pernah diterbitkan semasa hidupnya.
Pada tahun 1965, ia mulai posisi penelitian di Brandeis University , di mana Maslow sedang bekerja. Kelly meninggal 6 Maret 1967 sebelum sempat menyelesaikan revisi teori konstrak pribadinya.
B.           Pandangan Filsafat Kelly

George Kelly tidak menerima pandangan Skinner bahwa perilaku dibentuk semata – mata oleh lingkungan, yaitu realitas. Namun juga keberatan dengan fenomenologi ekstrem.  Kelly percaya bahwa alam semesta bersifat riil namu, pribadi yang berbeda akan memahaminya dengan cara yang berbeda. Karena itu konstrak pribadi (personal construck) manusia, atau cara menginterpretasikan dan menjelaskan peristiwa – peristiwa menjadi kunci untuk memprediksi perilaku mereka.
Teori konstrak pribadi tidak berusaha menjelaskan ke alam. Lebih tepatnya dia adalah teori tentang konstraksi manusia dalam menyikapai kejadiandan peristiwa: sebuah penyelidikan pribadi terhadap dunia yang dihadapinya.
a)      Pribadi sebagai Ilmuwan
Sperti semua orang lainnya (termasuk para ilmuwan), persepsi tentang realitas diwarnai oleh konstrak pribadi masing – masing. Dengan cara yang sama, semua orang mencari makna, melakukakn pengamatan, merumuskan teori, membuat hipotesis, mengetes hipotesis man yang masuk akal, dan mencapai kesimpulan dari eksperimen – eksperimen tersebut. Kesimpulan ini masih terbuka bagi dipertimbangkan ulang dan dirumuskan kembali. Kelly sangat berharap manusia secara individual dan kolektif akan menemukan cara terbaik untuk merestrukturisasi hidup mereka lewat pembayangan dan prediksi semacam ini.


b)      Ilmuan sebagi Pribadi
Kesimpulan seorang ilmuwan harus tetap ditanggapi dengan sikap skeptis, sama seperti kita ingin menggunakan suatu pendekatan untuk menganalisis perilaku. Setiap pengamatan ilmiah dapat dilihat dari berbagai perspektif.
Kelly menyajikan teorinya sebagai seperangkat gagasan yang berisi separuh-kebenaran dan sangat menyadari ketidakakuratan konstraksinya. Kelly berharap teorinya dapat dibuang dan digantikan oleh teori keprinadian lainnya yang lebih baik, mendorong para teoretisi baru untuk bisa merevisi teori – teori yang sudah ada.
c)       Alternativisme Konstraktif
Kelly mulai dari asumsi bahwa alam semesta sunguh – sungguh ada dan bahwa dia berfungsi sebagai suatu unit integral, dengan semua bagiannya berinteraksi secara tepat satu sama lain. Melengkapi asumsi dasar ini adalah konsep bahwa pikiran manusia juga nyata, dan bahwa manusia berjuang untuk memahami dunia mereka yang terus berubah itu.
Manusia selalu memiliki cara – cara alternative dalam memandang segala hal. Kelly mengatakan bahwa “semua interpretasi kita saat ini tentang alam semesta adalah tema utama yang harus terus direvisi bahkan diganti”. Asumsi ini disebut Kelly alternative konstraktif, dan menambahkan pada konsep tersebut dengan kata –kata “ peristiwa yang kita hadapi saat ini mengandung keragaman yang sebesar kemampuan kita memahaminya”. Kelly sepakat dengan Adler bahwa interpresati pribadi tentang kejadian – kejadian itu sendiri. Namun bertentangan dengan Adler, Kelly menekankan konsep bahwa interpresati memiliki makna dalam dimensi waktu, dan apa yang valid pada sautu waktu bisa menjadi keliru ketika dipahami secara berbeda pada waktu yang lain.
Manusia tidak selalu antusias menyabut ide – ide baru. Seperti ilmuwan pada umumnya dan teoretisi kepribadian pada khususnya, kita sering menemukan gangguan bagi restrukturisasi konsep, sehingga kita kana memilih untuk memegang ide – ide yang nyaman dan teori – teori yang sudah dikenal dengan baik.
C.          Konstrak – Konstrak Pribadi

Filsafat Kelly berasumsi bahwa interpretasi manusia terhadap dunia yang satu dan selalu berubah melandasi pemahaman mereka tentang realitas. Semua orang terus menciptakan dunia mereka sendiri. Beberapa orang agak kaku dan jarang mengubah cara melihat segala hal. Mereka mengandalkan pandangan sebelum – sebelumnya tentang realitas meskipun dunia nyata sudah berubah.
Kelly menganggap orang – orang yang diluar dirinya, seang mengamati dunia lewat “pola – pola atau model transparan” yangs sudah mereka ciptakan untuk menghadapai realitas dunia. Mesikpun pola – pola atau model – model ini tidak selalu cocok secara akurat, tetap saja pola dan model transparan ini adalah cara untuk memahami dunia. Kelly menyebut semua pola dan model memahami duani sebagai “konstrak – konstrak pribadi”.
Konstrak pribadi adalah cara memahami dunia, memampukan manusia (dan hewan yang lebih rendah tarafnya) mengarahkan perilaku mereka entah dengan merumuskannya secara ekspilisit maupun melakukannya secara implicit, mengekspresikannya secara verbal maupun tanpa dikatakan, sesuatu yang konsisten dengan arah – arah perilaku lain ataupun tidak konsisten dengan perilaku lain ataupun tidak konsisten dengan perilaku apapun, dengan menalar secara intelektual maupun merasa secara vegetatif.
Konstrak pribadi adalah cara seseorang meilhat bagaimana hal – hal (orang –orang) mirip dan berbeda dari hal – hal (orang – orang) lain. Entah dipersepsi dengan jelas atau dirasakan samara –samar, konstrak pribadi membentuk perilaku individu. Dengan banyak cara yang sama, semua orang berusaha mensahihkan konstrak – konstrak pribadinya. Mereka mencari model yang sesuai dan berusaha memperbaiki konstrak pribadinya itu. Penyempurnaan seperti ini tidak terelakkan karena jika manusia tidak menginvestasikan sesuatu bagi konstrak pribadinya, maka konstrak pribadi yang ketinggalan zaman itu akan memblokir jalannya sendiri untuk maju.
a)      Postulat Dasar
Teori konstrak pribadi dirumuskan dalam suatu postulat fundamental atau asumsi dasar. Postulat Kelly berbunyi “ proses – proses pribadi yang saling berkaitan secara psikologis, yang melaluinya manusia memilih cara – cara mengantisipasi kejadian – kejadian”. Dengan kata lain, perilaku (pikiran dan tindakan) diarahkan oleh cara mereka melihat masa depan.
Kelly menjelaskan asumsi fundamental ini dengan mengidentifikasi istilah – istilah kuncinya. Pertama, frasa proses – proses pribadi mengacu kepada makhluk manusia yang hidup, berubah, dan bergerak. Kelly memilih istilah saling berkaitan untuk menunjukkan manusia bergerak dengan sebuah arah lewat jalan-setapak atau saluran yang saling berjaringan.
Frasa kunci berikutnya adalah cara – cara mengantisipasi kejadian –kejadian, yang menujukkan bahwa manusia menuntun tindakan mereka berdasarkan prediksi terhadap masa depan.
b)      Konsekuensi – Konsekuensi Pendukung
 Untuk menguraikan teori konstrak pribadinya lebih detail, Kelly mengusulkan 11 konsekuensi pendukung, yang kesemuanya dapat disimpulkan dari postulat dasar itu sendiri.
Ÿ         Kemiripan peristiwa – peristiwa
Ÿ         Perbedaaan – perbedaan manusia
Ÿ         Hubungan konstrak – konstrak
Ÿ         Dikotomi konstrak – konstrak
Ÿ         Pilihan diantara dikotomi – dikotomi
Ÿ         Jangkauan kesesuaian
Ÿ         Pengalaman dan pembelajaran
Ÿ         Adaptasi terhadap pengalaman
Ÿ         Konstrak – konstrak yang tidak sesusai
Ÿ         Kemiripan – kemiripan diantara manusia
Ÿ         Proses – proses sosial

D.          Aplikasi Teori Konstrak Pribadi

Kelly mengembangkan rumus toeretisnya dari praktiknya sebagai psikoterapis. Dia menghabiskan lebih dari 20 tahun melakukan terapi sebelum menerbitkan The Psychology of  Personal Construck pada tahun 1955. 


a)      Perkembangan Abnormal
Menurut Kelly, manusia yang sehat secara psikologis mensahihkan konstrak pribadinya terhadap pengalaman dengan dunia nyata. Individu yang sehat bukan hanya mengantisipasi kejadian umum, juga sanggup membuat penilaian yang tepat ketika hal – hal tertentu tidak berjalan seperti yang diharapkan.
Pribadi yang tidak sehat, sebaliknya, mempertahankan mati - matian konstrak pribadi yang sudah usang, takut mensahihkan kontrsak baru yang bepotensi mengecewakan kenyamanan pandangan mereka saat ini tentang dunia.
Kelly mendefinisikan gangguan sebagai “konstrak pribadi yang digunakan berulang – ulang meskipun tidak pernah valid”. Karena system konstraksi bersifat pribadi, Kelly merasa keberatan dengan klasifikasi tradisional tentang abnormalitas.
Pribadi yang tidak sehat secara psikologis memiliki system konstrak yang kompleks, sama seperti setiap orang yang lain. Namun konstrak pribadi mereka sering kali gagal megetes peresapan lewat satu dari dua cara ini: tidak mudah menyerap, atau terlalu fleksibel.
Disisi lain, system konstrak yang terlalu  renggang atau fleksibel cenderung mengarah kepada disorganisasi, sebuah pola perilaku yang tidak konsisten dengan seperangkat nilai yang mudah berlalu.
Meskipun Kelly tidak menggunakan label – label tradisional untuk melukiskan psikopatologi namun, dia menemukan empat unsur  paling umum disebagian besar gangguan manusia: ancaman, rasa takut, kecemsan, dan rasa bersalah.
Ÿ         Ancaman
Manusia mengalami ancaman (threat) ketika memahami bahwa stabilitas konstrak dasar mereka mulai guncang. Kelly mendefinisikan ancaman sebagai: “kesadaran terhadap perubahan komprehensif yang nyata pada struktur – struktur inti kepribadiannya”.
Ÿ         Rasa Takut
Dimata Kelly, ancaman melibatkan perubahan komprehensif dalam struktur – struktur inti kepribadian. Sementara itu, rasa takut (fear) lebih spesifik dan insidental.
Ÿ         Kecemasan
Kelly mendefinisikan kecemasan (anxiety) sebagai: “kesadaran bahwa kejadian – kejadian yang harus dihadapi terletak diluar jangkauan kesesuaian system konstraknya”. Kecemasan patologis muncul saat konstrak pribadi yang tidak cocok tidak bisa ditoleransi lagi sehingga system konstraksinya hancur.
Ÿ         Rasa bersalah
Konsekuensi kesosialan Kelly menyatakan bahwa manusia memahami peran inti yang memberi mereka rasa identitas dalam lingkungan sosial. Namun jika peran inti itu lemah atau hancur, manusia akan mengalami rasa bersalah. Kelly mengidentifikasi rasa bersalah (guilt) sebagai “perasaan karena kehilangan struktur peran inti”. Artinya, manusia merasa bersalah ketika bersikap dengan cara – cara yang tidak konsisten dengan pengertian siapa dirinya.

b)      Psikoterapi
Dimata Kelly, manusia mestinya bebas untuk memilih tindakan yang paling sesuai dengan perdiksi mereka tentang kejadian – kejadian. Dalam terapi, pendekatan ini berarti mendorong klien, bukan terapis, untuk memilih tujuan – tujuan. Klien adalah partisipan aktif dalam proses terapi, dan peran terapis adalah membantu mereka mengubah system konstrak pribadinya sehingga meningkatkan efisiensi prediksi.
Sebaga i teknik untuk mengubha konstrak kilen, Kelly menggunakan prosedur yang disebut “terapi ketepatan peran” (fixed-role therapy). Tujuan terapi ketepatan peran adalah membantu klien mengubah pandangan mereka tentang hidup (konstrak pribadi) dengan melakukan peran yang sudah ditentukan, awalnya dalam setting terapi yang relative aman, baru kemudian dilingkungan luar terapi dimana mereka dapat memainkan peran secara berkesinambungan selama beberapa minggu.
Terapi ketepatan peran tidak dimaksudkan untuk memecahkan masalah – masalah spesifik atau memperbaiki konstrak – konstrak lama. Inilah proses kreatif yang mengizinkan klien menemukan secara bertahap aspek – aspek yang sebelumnya tersembunyi dalam diri mereka.

c)      REP Test
Prosedur lain yang digunakan Kelly, didalam atau di luar sesi terapi, adalah REP Test (Role Construct Repertory [Rep] Test). Tujuan REP test adalah menyingkapkan cara – cara manusia memahami orang – orang tertentu yang berpengaruh penting dalam hidupnya. Mereka melalui REP Test, subjek diberikan daftar sejumlah Tema Peran dan diminta menyebutkan siapa yang cocok dengan tema tema peran tersebut dengan menuliskan nama mereka di sebuah kartu.
Ada sejumlah versi REP Test dan rep-grid namun, semuanya dirancang untuk menilai kontsrak pribadi. Selain itu, tes dapat juga diberikan sebelum terapi dan kemudian diulangi lagi diakhir terapi. Perubahan dalam konstrak pribadi dapat memberi tahu terapis sifat dan derajat pergerakan yang sudah terjadi selama berlangsungnya prosesa terapi.
Kelly dan kolega – koleganya sudah menggunakan REP Test dalam berbagai bentuk, dan tidak ada aturan penskoran baku yang harus ditaati. Karena itulah reliabilitas dan validitas instrument tidak begitu tinggi, dimana kegunaannya sebagian besar tergantung kepada kemampuan dan pengalaman peneliti

E.           Riset – Riset Terkait

Teori konstrak pribadi milik Kelly sudah membangkitkan banyak penelitian ilmiah, hampir 600 studi empiris dilakukan hanya bagi REP Test saja, menunjukkan kalau teorinya cukup mampu membangkitkan riset.
Meskipun banyak peneliti bidang kognisi sosial menggunakan kuisioner konvensional, beberapa mengikuti pimpinan Kelly dan menggunakan ukuran – ukuran fenomenologis atau idiografis seperti REP test dan modifikasinya. Aplikasi –aplikasi terbaru metodologi REP Test, contohnya sudah digunakan untuk menganalisis system –system konstrak yang berbeda dari individu – individu yang pernah mengalami atau belum pernah mengalami pelecehan seksual.
a)      Gender sebagai Konstrak Pribadi
Dalam penelitian Harper dan Schoeman , partisipan sebagian besar terdiri dari mahasiswi sebuah Universitas di Afrika Selatan. Versi REP Test yang digunakan mensyaratkan partisipan untuk mengatakan apakah gambaran diri mereka menunjukkan deskripsi tentang perempuan, laki – laki, tidak keduanya atau mencakup keduanya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gender merupakan kategori dasar bagi kebanyakan partisipan, tak seorangpun diberikan skor 0, dengan nilai tengah mereka hampir 10.
b)      Merokok dan Konsep Diri
Riset – riset sebelumnya tentang konsep diri dan kecenderungan remaja merokok sering menemukan korelasi negative antara konsep diri perokok dan konsep diri bukan perokok. Khususnya, perokok memiliki jurang besar antara konsep diri yang riil dan ideal mereka dalam bentuk rendahnya rasa percaya diri.
REP Test idiografik digunakan oleh Peter Weiss, Neill Watson, dan Howard McGuire(2003) terhadap dua kelompok mahasiswa, yang pertama perokok dan yang kedua bukan perokok. Para peneliti ingin menilai pendapat partisipan terhadap kepribadian perokok dan bukan perokok dalam menggunakan REP Test. Mereka memprediksi bahwa perokok akan mengidentifikasi diri dengan dan memberikan rating kepribadian tentang perokok lain ketimbang tentang bukan perokok.
Sebagaimana yang diprediksikan, perokok lebih banyak mengidentifikasikan diri dengan deskripsi mereka tentang perokok lain, dan sebaliknya juga demikian bagi bukan perokok. Tetapi yang menarik, semua pertisipan menilai sifat bukan perokok lebih tinggi daripada sifat perokok . prediksi bahwa perokok memiliki kepercayaan diri lebih rendah tidak terbukti. Karena kesimpulan kepercayaan diri seperti ini berasal dari literature penelitian remaja yang merokok. Kesimpulan yang ditarik dari penelitian Weiss, Watson, dan McGuire adalah REP Test mungkin instrument yang lebih valid dan lebih individual ketimbang inventori kuisioner standar umumnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Facebook comment