RELAKSASI DAN FLOODING
A. RELAKSASI
y
Pengertian
Relaksasi
Relaksasi
adalah kembalinya satu otot pada keadaan istiahat setelah mengalami kontraksi
atau peregangan, satu tegangan rendah tanpa emosi yang kuat (J.P Chaplin).
Relaksasi adalah salah satu teknik didalam terapi perilaku yang dikembangkan
oleh Jacobson dan Wolpe (Goldfried & Davidson, dalam Prawitasari 2011).
Menurut kedua ahli ini melemaskan otot didalam relaksasi dapat mengurangi
ketegangan dan kecemasan. Dalam bukunya Jacobson menjelaskan
mengenai hal-hal yang dilakukan seseorang pada saat tegang dan rileks. Pada
saat tubuh dan pikiran rileks, secara otomatis ketegangan yang seringkali
membuat otot-otot mengencang akan diabaikan (Zalaquett & McCraw, 2000).
Terapi relaksasi adalah suatu bentuk terapi dengan
menekankan upaya mengantar dan mengajar pasien bagaimana caranya dia harus
beristirahat dan bersantai, dengan asumsi bahwa beristirahatnya otot-otot dapat
membantu mengurangi tegangan psikologis.
y
Manfaat
Relaksasi
Menurut Agras (dalam Prawitasari 2011), relaksasi dapat
digunakan untuk mengatasi dan mengurangi tekanan darah tinggi, sakit kepala
termasuk migraine. Selain itu
relaksasi juga efektif untuk mengatasi insomnia dan penyakit Renauld yang
menyerang system vascular. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Irvine et al
(1986) menjelaskan bahwa relaksasi lebih unggul dibandingkan kegiatan fisik
ringan dalam mengurangi tekanan darah tinggi. Untuk pasien post-miokardial
infraksion, relaksasi juga dapat digunakan untuk mengatasi situasi yang membuat
tegang, seperti berbicara di muka public (Gatchel, Gaffney, dan Smith dalam Prawitasari 2011)
.
Burn (dalam Subandi.dkk, 2003)
melaporkan beberapa keuntungan dari relaksasi, antara lain:
a.
Relaksasi
akan membuat individu lebih mampu menhindari reaksi yang berlebihan karena
adanya stressor.
b.
Masalah-masalah
yang berhubungan dengan stressor seperti hipertensi, sakit kepala, insomnia
dapat dikurangi atau diobati dengan relaksasi.
c.
Mengurangi
tingkat kecemasan.
d.
Mengurangi
kemungkinan gangguan yang berhubungan dengan stres, dan mengontrol anticipatory
anxiety sebelum situasi yang menimbulkan kecemasan, seperti pada pertemuan
penting, wawancara dan sebagainya.
e.
Meningkatkan
penampilan kerja, sosial, dan ketrampilan fisik.
f.
Kelelahan,
aktivitas mental dan atau latihan fisik yang tertunda dapat diatasi lebih cepat
dengan menggunakan ketrampilan relaksasi.
g.
Kesadaran
diri tentang kesadaran fisiologis seseorang dapat meningkat sebagai hasil
latihan relaksasi, sehingga memungkinkan individu untuk menggunakan ketrampilan
relaksasi untuk timbulnya rangsangan fisiologis.
h. Relaksasi merupakan bantuan untuk
menyembuhkan penyakit tertentu dan operasi.
i.
Konsekuensi
fisiologis yang penting dari relaksasi adalah bahwa tingkat harga diri dan
keyakinan diri individu meningkat sebagai hasil kontrol yang meningkat terhadap
reaksi stress.
j.
Meningkatkan
hubungan interpersonal. Orang yang rileks dalam situasi interpersonal yang
sulit akan lebih berfikir rasional.
y
Macam-macam
Bentuk Relaksasi
Terapi relaksasi ada beberapa macam antara lain
relaksasi otot, relaksasi kesadaran indra dan relaksasi, hipnosa, yoga dan
meditasi :
1.
Relaksasi Otot
Salah
satu bentuk relaksasi yang terkenal adalah relaksasi otot yang dikembangkan
oleh Jacobson dan Wolpe (Prawitasari, 2011). Relaksasi otot bertujuan untuk mengurangi
ketegangan dan kecemasan dengan cara melemaskan otot-otot badan. Bertein dan
Borkovac,1973.et.all (dalam Fitri Rochaini dan Titin Indah Pratiwi) interaksi relaksasi otot dapat diberikan melalui tape
recorder, dengan demikian individu dapat mempraktekkannya sendiri di rumah.
Menurut Bernstein dan Borkovec,1973.et.all (dalam Fitri Rochaini dan Titin Indah Pratiwi) ada tiga macam relaksasi otot, yaitu tension relaxation,
letting go, dan difrential relaxation.
a.
Tension relaxation
Dalam
metode ini individu diminta untuk menegangkan dan melemaskan masing-masing
otot, kemudian diminta untuk merasakan dan menikmati perbedaan antara ketika
otot tegang dan ketika otot lemas. Disini individu diberi tahu bahwa pada fase
menegangkan akan membantu dia lebih menyadari sensasi yang berhubungan dengan
kecemasan, dan sensasi-sensasi tersebut bertindak sebagai isyarat atau tanda
untuk melemaskan ketegangan. Individu dilatih untuk melemaskan otot-otot yang
tegang dengan cepat, seolah -olah mengeluarkan ketegangan dari badan, sehingga
individu akan merasakan rileks. Pada mulanya prosedur pelemasan otot-otot
dengan cepat ini dikenalkan oleh Lazarus dan Paul dikutip oleh Goldfried dan
Davison(dalam Subandi, 2003). Otot yang dilatih adalah otot lengan, tangan, bisep,
bahu, leher, wajah, perut dan kaki.
Menurut
Bernstein & Borcovec (dalam Cormier, 1985), terdapat beberapa kelompok otot
dalam latihan relaksasi yang akan dilemaskan. Diantaranya adalah sebagai
berikut: Menahan lengan dominan dengan menekuk siku dan membentuk sudut 45
derajat dengan membuat kepalan (tangan, lengan bagian bawah, dan otot biseps),
Gerakan yang sama pada lengan non dominan, Beberapa otot wajah. Mengerutkan
dahi, mata, memoncongkan atau menekan lidah pada mulut bagian atas, menekan
bibir atau menarinya ke sudut mulut bagian dalam, Menekan atau membenamkan dagu
di dada, Dada, bahu, punggung bagian atas, dan daerah perut, Paha ,betis, dan
kaki.
b.
Letting go
Bertujuan memperdalam relaksasi. Pada
fase ini individu dilatih untuk lebih menyadari ketegangannya dan berusaha
sedapat mungkin untuk mengurangi serta menghilangkan ketegangan tersebut
menurut Goldfried dan Davidson,1979 (dalam Subandi.dkk, 2002).
c.
Differentioan Relaxation
Digunakan untuk merilekskan otot yang
ketegangannya berlebihan dan untuk merilekskan otot – otot yang tidak perlu
tegang pada waktu individu melakukan aktivitas itu, menurut Berkin dan
Borkanc,1973.et.all(dalam Subandi.dkk, 2002).
2.
Relaksasi kesadaran indra
Relaksasi ini dikembangkan oleh
Goldfried,1976(dalam Subandi dkk, 2003). Dalam teknik ini individu diberi satu
pertanyaan yang tidak untuk dijawab secara lisan, tetapi untuk dirasakan sesuai
dengan apa yang dapat atau tidak dapat dialami individu pada waktu instruksi
diberikan. Instruksi relaksasi kesadaran indra juga dapat diberikan melalui
tape recorder, sehingga dapat digunakan untuk latihan dirumah.
y Tahap-tahap relaksasi
Cormier & Cormier (1985)
mengemukakan bahwa strategi relaksasi terdiri atas 7 (tujuh) tahapan sebagai
berikut:
1.
Rasional,
2.
Petunjuk
tentang berpakaian,
3.
Menciptakan
suasana yang nyaman,
4.
Pemodelan
oleh konselor,
5.
Petunjuk
untuk melakukan relaksasi,
6.
Penilaian
pasca relaksasi,
7.
Pekerjaan
rumah dan tindak lanjut.
Berdasarkan pengamatan Burnstein
& Borkovic (dalam Nelson, 1982), bahwa latihan relaksasi dengan memusatkan
pada sekelompok otot terdiri atas 5 ( lima) unsur;
1.
focus (Pemusatan
perhatian), yang berarti memusatkan perhatian pada sekelompok otot,
2.
Tense (tegang),
yaitu merasakan ketegangan pada sekelompok otot,
3.
Hold (tahan),
yaitu mempertahankan ketegangan antara 5 sampai 7 detik,
4.
Release (Lepas),
yaitu melepaskan tegangan pada sekelompok otot,
5.
Relax (Rileks),
yaitu memusatkan perhatian pada pelepasan ketegangan dan lebih lanjut merasakan
keadaan rileks pada sekelompok otot.
Berdasarkan tahapan relaksasi diatas,
maka langkah-langkah relaksasi adalah sebagai berikut:
1.
Rasional,
2.
Petunjuk
tentang berpakaian,
3.
Menciptakan
suasana yang nyaman,
4.
Pemodelan
oleh konselor.
Petunjuk untuk melakukan relaksasi;
menutup mata sampai relaksasi selesai, menggenggam tangan, menekuk kedua lengan
ke belakang, menggerakkan bahu, mengerutkan dahi dan alis, menutup mata
keras-keras, mengatupkan rahang, memoncongkan bibir, menekan kepala,
melengkungkan punggung, membusungkan dada dan perut, mengambil nafas panjang,
mengencangkan otot perut, meluruskan kedua telapak kaki, menekuk kaki di bagian
pergelangan kaki, mengulangi gerakan berbagai kelompok otot, membuka mata,
penilaian setelah relaksasi, pekerjaan rumah dan tindak lanjut.
y
Relaksasi
dalam Modifikasi Perilaku
Relaksasi merupakan salah satu teknik pengelolaan
diri yang didasarkan pada cara kerja sistem syaraf simpatetis dan
parasimpatetis. Teknik relaksasi semakin sering dilakukan karena terbukti
efektif mengurangi ketegangan dan kecemasan (Jacobson & Wolpe dalam Utami,
2002), membantu orang yang mengalami insomnia (Friedman et.al. 1991),
dan asma (Huntley, et.al., 2002). Di Indonesia, penelitian tentang relaksasi
ini juga sudah cukup banyak dilakukan. Prawitasari (1988) , melaporkan bahwa
relaksasi bermanfaat untuk mengurangi keluhan fisik. Utami (1991) mengukur
efektivitas latihan relaksasi dan terapi kognitif untuk mengurangi kecemasan
berbicara di muka umum”, selanjutnya relaksasi juga efektif dalam menurunkan
tekanan darah pada penderita hipertensi ringan (Karyono, 1994), dan menurunkan
ketegangan pada siswa penerbang (Dewi, 1998).
Dalam
jurnal penelitian yang berjudul Relaxation
to Assist Sleep Medication Withdrawal meneliti tentang penderita insomnia yang
terbiasa meminum obat tidur. Pada penelitian ini, didapatkan kesimpulan bahwa
terapi relaksasi dapat mengurangi gangguan tidur dan juga dapat mengurangi
perilaku mengonsumsi obat tidur pada penderita insomnia. Selain itu dalam
penelitian yang dilakukan oleh Fitri Rochaini dan Titin Indah Pratiwi “ Penggunaan Strategi Relaksasi Untuk Membantu
Siswa Mengurangi Perasaan Cemas Dalam Situasi Komunikasi Interpersonal”
menyimpulkan bahwa strategi
relaksasi dapat digunakan untuk membantu mengurangi kecemasan komunikasi
interpersonal siswa kelas.
B. FLOODING
y
Pengertian
Flooding
Flooding
adalah suatu bentuk dari terapi pemaparan dimana subjek dihadapkan pada
stimulus pembangkit kecemasan tingkat tinggi baik melalui imajinasi ataupun
situasi actual. Mengapa? Kepercayaannya adalah bahwa kecemasan merupakan representasi
dari respon terkondisi dari stimulus fobik dan akan punah bila individu tinggal
di dalam situaasi fobik tersebut untuk waktu yang cukup lama dan tidak terjadi
konsekuensi yang merugikan. Dalam suatu riset, 9 dari 10 orang dengan fobia
social memperoleh sedikitya peningkatan dalam taraf sedang melalui teknik
flooding dimana mereka secara langsung dihadapkan pada situasi pembangkit
ketakutan, seperti memberi ceramah dihadaan khayalayak ahli (Turner, Beidel,
& Jacob, 1994 dlm Jefferey s. Nevid).
Flooding didasarkan pada dasar
pemikiran bahwa melarikan diri dari pengalaman yang mencetuskan ansietas
mendorong ansietas melalui pembelajaran. Dengan demikian, klinisi dapat
mengakhiri ansietas dan mencegah perilaku menghindar yang dipelajari dengan
tidak memungkinkan pasien lari dari situasi tersebut. Keberhasilan prosedur ini
bergantung pada pertahanan pasien didalam situasi yang menimbulkan takut sampai
mereka menjadi tenang dan merasakan sensasi penguasaan. Menarik diri secara
dini dari situasi atau secara dini mengakhiri situasi yang dibayangkan adalah
sebanding dengan pelarian diri, yang kemungkinan mendorong ansietas yang
dipelajari serta perilaku menghindar dan menghasilkan efek berlawanan yang
diinginkan.
y Teknik Flooding
Flooding ini diciptakan oleh psikolog
Thomas Stampfl pada tahun 1967. Flooding adalah bentuk pengobatan yang efektif
untuk fobia antara lain psychopathologies. Bekerja pada prinsip-prinsip
pengkondisian klasik-bentuk pengkondisian Pavlov klasik-di mana pasien mengubah
perilaku mereka untuk menghindari rangsangan negatif. Tehnik terapi:
1. Mencari
stimulus yang memicu gejala gejala
2. Menaksir/analisa
kaitan kaitan bagaimana gejala gejala menyebabkan perubahan tingkah laku klien
dari keadaan normal sebelumnya.
3.
Meminta klien membayangkan sejelas
jelasnya dan menjabarkannya tanpa disertai celaan atau judgement oleh terapis.
4.
Bergerak mendekati pada ketakutakan yang
paling ditakuti yang dialami klien dan meminta kepadanya untuk membayangkan apa
yang paling ingin dihindarinya, dan
5.
Ulangi lagi prosedur di atas sampai
kecemasan tidak lagi muncul dalam diri klien.
Y
Flooding
dalam Modifikasi Perilaku
Dalam
jurnal penelitian Sains Kesihatan Malaysia 3
(2)
2005: 67-78 “Cognitive-Behavioral Treatment of Panic Disorder with Agoraphobia”
menjelaskan bahwa terdapat perubahan perilaku dari klien yang memiliki
kecendrungan agrofobia setelah melakukan terapi flooding sebanyak 5 kali. Seperti
klien sudah mampu pergi ke apotek dan duduk disana selama 10 menit dengan
santai.
DAFTAR
PUSTAKA
Corey,
G. 2010. Teori dan Praktek Konseling
& Psikoterapi. Refika Aditama, Bandung
Chaplin,
J.P. 2008. Kamus Lengkap Psikologi:
Terjemahan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
Fitri & Titin. Penggunaan
Strategi Relaksasi Untuk Membantu Siswa Mengurangi Perasaan Cemas Dalam Situasi
Komunikasi Interpersonal.
Nevid, Rathus &
Greene. 2003. Psikologi Abnormal Edisi
Kelima Jilid 1: Erlangga, Jakarta
Ponnusamy
& Ghazali, 2005. Cognitive-Behavioral Treatment of Panic Disorder with Agoraphobia.
Jurnal Sains Kesihatan Malaysia 3 (2) 2005: 67-78.
Prawitasari,
J.E. 2011. Psikologi Klinis: Pengantar
Terapan Mikro & Makro. Erlangga, Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar