Select Language

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
use your language

Selasa, 06 Maret 2012

Terapi Kelompok dalam Psikiatri

disusun oleh : cha nunna


TERAPI KELOMPOK dalam PSIKIATRI
Terapi kelompok berupa pertemuan interaktif antara para pasien atau klien, biasanya terdiri atas 5 sampai 10 orang, masing-masing dengan presenting problem atau presenting complaint tertentu dan berharap akan mendapatkan manfaat dari pertemuan itu. Kelompok-kelompok ini bertemu secara regular untuk berbicara dengan cara-cara khusus, biasanya dipimpin oleh seseorang.
Terapi kelompok adalah suatu bentuk terapi (psikoterapi) yang dilaksanakan pada kelompok yang terlindungi dan terorganisasi secara formal dan diperhitungkan serta bertujuan untuk perbaikan kepribadian dan perilaku anggota kelompok melalui interaksi kelompok.
Ada beberapa terapis yang mengatakan bahwa terapi kelompok dianggap lebih ampuh dari psikoterapi individual. Criteria keberhasilan terapi kelompok secara sama dengan psikoterapi, yaitu menghilangkan stress, meningkatkan harga diri, insight, dan memperbaiki perilaku serta hubungan sosial. Dalam terapi kelompok sering timbulnya insight lebih efektif. Keberhasilan itu tergantung sebagian besar pada diri terapis dan pemilihan kelompok. Secara ekonomik terapi kelompok lebuh murah daripada psikoterapi individual. Disamping itu ada beberapa keuntungan lain yang didapat dari terapi kelompok dibanding psikoterapi individual, yaitu didalam proses timbul “insight”, dalam memperbaiki fungsi-fungsi kognitif dan afektif, identifikasi diri, penyaluran emosi, serta meningkatkan keterampilan hubungan sosial yang penting untuk proses integrasi sosial individu dalam masyarakat nantinya. Semua itu memang merupakan hal-hal yang ingin dicapai dalam terapi kelompok.
Victor Yalom (1974, 1985, 1995), mengidentifikasi beberapa factor kuratif atau factor pendukung primer:
·         Instilasi/penanaman harapan : kelompok mengomunikasikan harapan atau kemungkinan-kemungkinan baru kepada anggotanya. Membangkitkan & memelihara harapan akan mendorong klien utk tetap bertahan & mau berusaha dalam mengikuti proses terapi. Bertemu dg anggota lain yg telah mengalami peningkatan/mampu mengatasi masalah dg efektif akan membangkitkan harapan. Terapis harus selalu menginformasikan peningkatan yg telah di capai(individu & kelompoknya) & harus yakin/optimis terhadap anggota/kelompoknya.
·         Universalitas : kesamaan dalam masalah yang timbul dan penerimaan dari seluruh anggota dalam kelompok. Perasaan senasib ini akan meningkatkan rasa bersatu dan kepercayaan dalam kelompok.
·         Altruisme: dalam proses kelompok dengan sendirinya antar anggota akan saling menolong. Mereka menawarkan dukungan, memberikan keyakinan, saran-saran, pencerahan, dan saling berbagi masalah yang sama. Kebahagiaan dalam memberi akan menbuat seseorang lebih menghargai dirinya sendiri sehingga dapat menumbuhkan keyakinan diri yang sangat penting untuk perkembangan pribadi. Hal ini sangat membantu karena setiap orang sebenarnya butuh untuk merasa dibutuhkan.
·         Rekapitulasi korektif dan kelompok keluarga primer: terapi menawarkan kesempatan kepada pola-pola lama untuk muncul kembali, dimainkan kembali, dan kemudian dihidupkan kembali sacara korektif atau diatasi dengan cara yang lebih matang dan tidak menghambat pertumbuhan.
·         Mengembangkan teknik-teknik sosialisasi: pendekatan kelompok memberikan kesempatan pada anggota untuk belajar berhubungan baik dengan orang lain. Umpan balik dari anggota lain akan menolong untuk mengubah sikap yang kurang menguntungkan dan akan membawa perbaikan.
·         Pembelajaran interpersonal : setiap langkah membutuhkan fasilitasi spesifik dari terapis, misalnya dengan menawarkan umpan balik yang pas, mendorong untuk mengobservasi diri sendiri, mengklarifikasikan konsep tanggung jawab, dan mendorong keberanian untuk mengambil risiko
·         Memberi Informasi : Saat terapis memberikan informasi & anggota mendiskusikan pengalaman mereka, maka perlu adanya nasehat, saran & bimbingan dari terapis maupun anggota lainnya. Tiap klien belajar/memperoleh informasi tentang permasalahannya, fungsi psikis, gambaran simptom, dinamika kelompok dan interpersonal proses psikoterapi
·         Perilaku Meniru : Selama terapi berlangsung, klien  mungkin akan meniru sikap, perilaku terapi & anggota lain atau bahkan cara berpikir terapis. Menurut Bandura, imitasi merupakan kekuatan terapeutik yang cukup efektif
·         Katarsis : Dalam kelompok, anggota belajar mengekspresikan perasaanya, atau perasaan mengenai/terhadap orang lain, secara jujur dan terbuka sehingga memunculkan kondisi untuk saling mempercayai & saling pengertian

Ø  Tahap –Tahap Tindakan dalam Kelompok
A.    Persiapan
Pertama kali yang perlu dilakukan adalah menerangkan pada calon klien tentang terapi  kelompok. Setelah persiapan selesai, selanjutnya adalah pertemuan yang disebut peran serta.

Langkah-langkah pada pertemuan pertama :
1.      Perkenalan
Pertama kali yang dilakukan pemimpin adalah memperkenalkan tiap anggota secara langsung atau anggota saling memperkenalkan orang disekitarnya.

2.      Penyusunan Agenda
Pemandu mendampingi tiap anggota membuat agenda yaitu tujuan jangka panjang setelah kelompok berakhir dan tujuan jangka pendek untuk tiap pertemuannya.

3.      Norma kelompok
Salah satu norma penting yang perlu disetujui bersama adalah kerahasiaan.

4.      Penggalan Ide dan Perasaan
Sebelum pertemuan pertama berakhir perlu digali perasaan dan ide masing anggota untuk membuat diri mereka nyaman bekerja sama dalam kelompok.

B.     Transisi
Disebut transisi karena kondisi ini merupakan saat transisi antara awal konseling dan konseling sesungguhnya. Kondisi ini ditandai oleh adanya ketegangan pada anggota.


Hal-hal yang perlu dilakukan saat transisi :
1.      Kepekaan waktu
Pemandu tahu kapan waktu yang tepat saat melakukan intervensi. Pemimpin perlu peka kapan harus melakukan konfrontasi terhadap anggota, dan kapan harus memberikan dukungan.

2.      Pengamatan pola perilaku
Pengamatan seksama selama proses kelompok dibutuhkan untuk menyampaikan pola perilaku anggota pada saat yang tepat.

3.      Pengamatan suasana emosi
Pengamatan tentang perasaan pemandu sendiri disini dan saat ini merupakan syarat suasana emosi kelompok dan pemandu perlu menyampaikna komentar proses pada saat yang tepat untuk kepentingan kemajuan proses kelompok.

C.     Kerja Kelompok
Kerja kelompok ditandai oleh pengisian agenda tiap anggota. Pemandu banyak memberikan komentar proses melalui komunikasi. Bagaimana komunikasi dikomunikasikan oleh tiap anggota pada anggota lain menjadi bahan komentar proses disini dan saat ini supaya terjadi cerminan refleksi diri. Tiap anggota akan mengenal diri mereka berdasarkan balikan dari anggota lain dan komentar proses pemandu.

D.    Terminasi / masa akhir
Pada saat terminasi sebaiknya membuat kesan positif bagi anggota sehingga perlu diberikan kesempatan bagi masing-masing anggota untuk mengemukakan ganjalan-ganjalan yang sesungguhnya mereka rasakan selama kelompok berlangsung.

Ø  Tugas Pemandu Kelompok
1.      Membuat dan mempertahankan kelompok
Melalui wawancara awal dengan calon anggota dan melalui seleksi yang baik, pemimpin membentuk kelompok lalu mempertahankan agar anggota tetap hadir dan mengikuti kelompok yang dibuat. Tugas pertama pemimpin adalah menciptakan system sosial.

2.      Membentuk budaya
Pemimpin mempunyai tugas untuk membawa kelompok dari suatu factor kuratif ke factor kuratif lainnya melalui pembentukan budaya kelompok.

3.      Membentuk norma
Norma didalam kelompok dibentuk berdasarkan harapan anggota terhadap kelompok dan pengarahan langsung maupun tidak langsung dari pemimpin dan anggota yang lebih berpengaruh.

Ø  Norma Kelompok
1.      Kelompok pemantauan diri
Pemantauan diri yang dilakukan oleh anggota terhadap jalannya kelompok akan bermanfaat untuk efektifitas kelompok. Dari awal pertemuan pemimpin harus mengarahkan anggota untuk merasa bertanggung jawab terhadap nasib kelompok. Salah satu cara adalah dengan mengatakan bahwa sukses tidaknya kelompok bergantung pada partisipasi anggota.

2.      Pembukaan diri
Pembukaan diri tidak boleh ada unsure paksaan oleh anggota atau pimpinan. Yang berhak menentukan adalah anggota itu sendiri dengan kesiapannya.

3.      Norma procedural
Format procedural dalam kelompok adalah prosedur yang tidak terstruktur, tanpa latihan, dan merupakan interaksi yang bebas. Apabila terlalu banyak terjadi seseorang berbicara sedang lainnya akan diam saja, maka pemimpin perlu mengingatkan kelompok terhadap komitmen mereka tentang jalannya kelompok.


4.      Pentingnya kelompok
Semakin penting arti kelompok bagi anggota, kelompok akan semakin efektif. Kelompok akan semakin penting bagi anggota apabila mereka menganggap bahwa kelompok merupakan sumber dukungan dan sumber informasi yang kaya. Dengan adanya rasa positif terhadap kelompok, tentunya anggota akan mendahulukan pertemuan dalam kelompok daripada kegiatan lainnya.

5.      Anggota sebagai agen penolong
Kelompok akan berfungsi dengan sangat baik apabila anggota menghargai pertolongan berharga yang saling mereka berikan. Apabila anggota menganggap bahwa pemimpin adalah salah satnya sumber bantuan, maka kelompok gagal untuk mencapai otonomi dan penghargaan diri.

Ø  Perilaku Efektif Pemimpin
§  Mendengarkan dengan aktif
§  Mengamati proses kelompok dengan seksama
§  Memberikan umpan balik
§  Menghubungkan antara satu pernyataan dengan pernyataan lain
§  Menghubungkan peristiwa satu dengan peristiwa lainnya.
§  Melakukan konfrontasi
§  Mempunyai kemampuan untuk memahami proses kelompok
§  Meringkas apa yang terjadi dalam setiap pertemuan
§  Menyoroti proses yang terjadi pada saat itu






DAFTAR PUSTAKA
Prawita, Johana E : 2011. Psikologi Klinis pengantar terapan mikro dan makro. Jakarta: Erlangga
Sundberg, Norman D & Winerbager, Allen A: 2007. Psikologi klinis perkembangan teori, praktik dan penelitian.Yogjakarta:Pustaka Pelajar
www. google.com



0 komentar:

Posting Komentar

Facebook comment