Select Language

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
use your language

Kamis, 13 Desember 2012

Self Management Pada Modifikasi Perilaku

-->
A.          Pengertian  Self Management
   Self management merupakan salah satu model dalam cognitive behavior therapy. Self management  melibatkan pemantauan diri, reinforcement yang positif, kontrak atu perjanjian dengan diri sendiri dan penguasaan terhadap rangsangan. Self management atau pengelolaan diri merupakan suatu strategi pengubahan perilaku yang bertujuan untuk mengarahkan perilaku seseorang dengan suatu teknik atau kombinasi teknik terapeutik.
Self-management dalam terminologi pendidikan, psikologi, dan bisnis adalah metode, keterampilan dan strategi yang dapat dilakukan oleh individu dalam mengarahkan secara efektif pencapaian tujuan aktivitas yang mereka lakukan, termasuk di dalamnya goal setting, planning, scheduling, task tracking, self-evaluation, self-intervention, self-development. Selain itu self-management juga dikenal sebagai proses eksekusi (pengambilan keputusan).
Merriam& Caffarella (Martin, 1996) menyatakan bahwa pengarahan diri merupakan upaya individu untuk melakukan perencanaan, pemusatan perhatian, dan evaluasi terhadap aktivitas yang dilakukan. Di dalamnya terdapat kekuatan psikologis yang memberi arah pada individu untuk mengambil keputusan dan menentukan pilihannya serta menetapkan cara-cara yang efektif dalam mencapai tujuannya.
Pada dasarnya, manajemen diri terjadi ketika seseorang terlibat dalam satu perilaku dan mengendalikan terjadinya perilaku lain (perilaku sasaran) dikemudian waktunya (Watson & Tharp, 1993; Yates, 1986). Menurut Skinner (dalam Raymond, 2012 ) manajemen diri melibatkan adanya perilaku pengendali dan perilaku yang terkendali. Dalam perilaku pengendali melibatkan penerapan strategi pengelolaan diri dimana anteseden dan konsekuensi dari perilaku terget atau perilaku alternatif yang akan dimodifikasi.
Anggapan dasar Self management merupakan teknik kognitif behavioral adalah bahwa setiap manusia memiliki kecenderungan-kecenderungan positif maupun negatif. Setiap perilaku manusia itu merupakan hasil dari proses belajar (pengalaman) dalam merespon berbagai stimulus dari lingkungannya. Namun self management juga menolak pandangan behavioral radikal yang mengatakan bahwa manusia itu sepenuhnya dibentuk dan ditentukan oleh lingkungannya.
Self-management merupakan serangkaian teknis untuk mengubah perilaku, pikiran, dan perasaan. Aspek-aspek yang dapat dikelompokkan ke dalam prosedur self-management menurut Yates (dalam Miltenberger, 2008) adalah:
1)      Management by antecedent: pengontrolan reaksi terhadap sebab-sebab atau pikiran dan perasaan yang memunculkan respon.
2)      Management by consequence: pengontrolan reaksi terhadap tujuan perilaku, pikiran, dan perasaan yang ingin dicapai.
3)      Cognitive techniques: pengubahan pikiran, perilaku dan perasaan. Dirumuskan dalam cara mengenal, mengeliminasi dan mengganti apa-apa yang terefleksi pada antecedents dan consequence.
4)      Affective techniques: pengubahan emosi secara langsung.
Management by antecedent dan management by consequence disebut juga sebagai bentuk dari teknik intervensi perilaku, yang merupakan implementasi dari teknik kognitif atau afektif. Pada kenyataannya, keempat aspek itu akan saling berkaitan satu sama lain. Teknik-teknik afektif merupakan program makro dengan tujuan untuk mengubah emosi dan sikap. Hal itu melibatkan peran antara siswa dan konselor. Teknik-teknik kognitif berguna dalam pengubahan pikiran dan pola-polanya. Dikatakan pula sebagai program meso. Teknik-teknik perilaku merupakan aspek khusus/layanan mikro yang mengubah perilaku-perilaku tertentu dari siswa (Yates, dalam Miltenberger, 2008).
Berdasarkan uraian di atas, self-management merupakan seperangkat prinsip atau prosedur yang meliputi pemantauan diri (self-monitoring), reinforcement yang positif (self-reward), perjanjian dengan diri sendiri (selfcontracting), penguasaan terhadap rangsangan (stimulus control) dan merupakan keterkaitan antara teknik cognitive, behavior, serta affective dengan susunan sistematis berdasarkan kaidah pendekatan cognitive-behavior therapy, digunakan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam proses pembelajaran yang diharapkan.

B.           Self-Management sebagai Suatu Strategi Modifikasi Perilaku
Self-management adalah suatu strategi pengubahan perilaku yang dalam prosesnya klien mengarahkan perubahan perilakunya sendiri dengan suatu teknik atau kombinasi teknik terapeutik (dalam Prijosaksono, 2001). Self management merupakan suatu strategi yang masih relatif baru dalam dunia konseling: “Self-management is a relative recent strategy in counseling" (Cormier & Cormier, dalam Martin, 1996). Pengelolaan-diri baru muncul pada tahun 1970 dari tradisi konseling behavioral kontemporer setelah kaum behavioral memperhatikan pentingnya peranan kognisi terhadap terjadinya perubahan perilaku dan memberikan apresisasi terhadap kekuatan self-directed behavior (Martin, 1996).
Self-management merupakan suatu strategi kognitif behavioral. Anggapan dasarnya adalah bahwa setiap manusia memiliki kecenderungankecenderungan positif maupun negatif. Segenap perilaku manusia itu merupakan hasil dari proses belajar dalam merespons terhadap berbagai stimulus dari lingkungannya. Namun self-management menentang keras pandangan behavioral radikal yang mengatakan bahwa manusia itu sepenuhnya dibentuk dan ditentukan oleh lingkungannya. Secara tegas Cormier dan Cormier (dalam Martin, 1996) mengatakan bahwa self-management bukanlah suatu pendekatan yang sepenuhnya deterministik dan mekanistik yang menyingkirkan potensi klien untuk membuat pilihan dan keputusan. Lebih lanjut dikatakan bahwa dalam proses belajar untuk menghasilkan perilaku itu aspek kognitif juga memiliki peranan penting terutama dalam mempertimbangkan berbagai tindakan yang hendak dilakukan, menentukan pilihan-pilihan tindakan itu, dan mengambil keputusan tindakan perilakunya. Atas dasar semua itu pula, maka strategi self-management justru memberikan posisi terhormat terhadap proses kognitif dan self -regulated behavior.
Ada beberapa asumsi dasar yang melandasi self-management sebagai strategi pengubahan dan pengembangan perilaku dalam konseling yaitu:
1)      Pada dasarnya klien memiliki kemampuan untuk mengamati; mencatat; dan menilai pikiran, perasaan, dan tindakannya sendiri.
2)      Pada dasarnya klien memiliki kekuatan dan keterampilan yang dapat dikembangkan untuk menyeleksi faktor-faktor lingkungan.
3)      Pada dasarnya klien memiliki kekuatan untuk memilih perilaku yang dapat menimbulkan rasa senang dan menjauhkan perilaku yang menimbulkan perasaan tidak senang.
4)      Penyerahan tanggung jawab kepada klien untuk mengubah atau mengembangkan perilaku positifnya amat sesuai dengan kedirian klien karena klienlah yang paling tahu, paling bertanggung jawab, dan dengan demikian paling mungkin untuk mengubah dirinya.
5)      Ikhtiar mengubah atau mengembangkan diri atas dasar inisiatif dan penemuan sendiri, membuat perubahan itu bertahan lama (Cormier & Cormier, 1985 ; Nye, 1975; Mayer, 1978; O’leary & O'Leary, 1977 dalam Martin, 1996).

C.          Jenis-jenis Strategi Self Management
1)   Goal-Setting dan Pengendalian Diri
Kita dapat mempengaruhi kemungkinan bahwa kita akan terlibat dalam target perilaku dimasa depan dengan menetapkan tujuan kita sendiri. Menetapkan tujuan merupakan strategi dalam self management yang diawali dari diri individu yang hendak memodifikasi perilaku yang tidak sesuai dengan yang semestinya agar perilaku tersebut dapat dikendalikan.
Anda harus menetapkan tujuan yang hendak dicapai. Ketika sebuah tujuan adalah sukses, maka anda lebih terpacu untuk menjadi sukses dengan menunjukkan tingkat yang diinginkan dari target perilaku. Mencapai tujuan sangat penting di awal sebuah program self-management karena sering menjadi kriteria untuk penguatan kontinjensi, dan awal penguatan umumnya meningkatkan kemungkinan bahwa orang akan  bertahan dalam program ini. Selain itu, tujuan adalah sebuah prestasi terkondisi bagi banyak orang atau mungkin menjadi sebuah reinforcer jika terkondisi penguatan lain yang dikirimkan ketika orang mencapai tujuan.
Goal-setting dilaksanakan paling sering dalam hubungannya dengan pengendalian diri. Dengan pengendalian diri, anda merekam setiap contoh dari target perilaku seperti apa perilaku itu terjadi. Hal ini memungkinkan anda untuk mengevaluasi kemajuan ke arah tujuan. Selain itu, pengendalian diri seringkali reaktif; itu adalah tindakan pengendalian diri menguntungkan yang dapat mengakibatkan perubahan dalam target perilaku.
a.       Manipulasi Anteseden
Merupakan manipulasi yg sering digunakan oleh orang-orang dalam program manajemen diri untuk mempengaruhi perilaku mereka sendiri. Ingatlah bahwa dalam awal manipulasi, Anda mengubah lingkungan dalam beberapa cara sebelum perilaku sasaran terjadi untuk mempengaruhi terjadinya masa depan perilaku sasaran (Epstein, 1996). Enam jenis manipulasi pendahuluan untuk meningkatkan kemungkinan perilaku target:
·            Menyajikan stimulus diskriminatif (SD) atau isyarat untuk target yang diinginkan dari tingkah laku.
·            Menghapus SD atau isyarat untuk perilaku yang tidak diinginkan.
·            Mengatur program untuk membangun perilaku target yang diinginkan.
·            Menyajikan operasi untuk menghapuskan perilaku yang tidak diinginkan.
·            Mengurangi upaya respon untuk perilaku target yang diinginkan.
·            Meningkatkan upaya respon untuk perilaku bersaing.
b.      Perilaku yang disetujui
Sebuah kontrak perilaku adalah dokumen tertulis di mana Anda mengidentifikasi target perilaku dan mengatur target konsekuensi perilaku dalam jangka waktu tertentu. Meskipun orang lain (manajer kontrak) menerapkan konsekuensi, kontrak perilaku yang dianggap sebagai jenis strategi manajemen diri karena perilaku yang masuk ke dalam kontrak adalah mengendalikan perilaku yang dirancang untuk mempengaruhi terjadinya masa depan target perilaku. Dalam kontrak perilaku, Anda mengidentifikasi dan menentukan perilaku target yang harus diubah, membentuk metode pengumpulan data, menentukan tingkat kriteria sasaran perilaku yang akan dicapai dalam jangka waktu kontrak, dan mengatur kontinjensi dan orang untuk melaksanakan kontinjensi untuk mempengaruhi perilaku target.
2)   Mengatur reinforcers dan punishers
Sebuah strategi manajemen diri yang sama melibatkan kontinjensi mengatur penguatan atau hukuman tanpa menuliskan ke dalam kontrak. Anda mungkin mengatur penguatan atau hukuman dengan diri sendiri.
3)   Dukungan Sosial
Dukungan sosial terjadi ketika orang lain yang signifikan dalam kehidupan seseorang memberikan kontribusi untuk memperkuat perilaku yang diinginkan.
4)   Instruksi terhadap Diri dan Pujian untuk Diri
Anda dapat mempengaruhi perilaku Anda sendiri dengan berbicara kepada diri sendiri dengan cara tertentu (Malott, 1989).

D.          Teknik Self-Management
Pemantauan diri biasanya digunakan konseli untuk mengumpulkan base line data dalam suatu proses treatment. Konseli harus mampu menemukan apa yang terjadi sebelum menerapkan suatu strategi pengubahan diri, sedangkan konselor harus mengetahui apa yang tengah berlangsung sebelum melakukan tindakan. Pada tahap ini konseli mengumpulkan dan mencatat data tentang perilaku yang hendak diubah, anteseden perilaku, dan konsekuensi perilaku. Konseli juga mencatat seberapa banyak atau seringkah perilaku itu sering terjadi. Pemantauan diri juga sangat berguna untuk evaluasi.
Reinforcement yang positif (self-reward), digunakan untuk membantu klien mengatur dan memperkuat perilakunya melalui konsekuensi yang dihasilkannya sendiri. Banyak tindakan individu yang dikendalikan oleh konsekuensi yang dihasilkannya sendiri sebanyak yang dikendalikan oleh konsekuensi eksternal.
Jadi dapat disimpulkan bahwa proses self management itu seperti berikut:
ü  Adanya assesment, dalam assesment terdiri dari observasi, wawancara dan analisis fngsional.
ü  Mencatat semua perilaku yang akan diubah.
ü  Mengumpulkan dan mencatat anteseden perilaku.
ü  Melakukan pemantauan terhadap perilaku yang akan diubah tersebut.
ü  Melihat perkembangan yang terjadi.
ü  Self monitoring dan self evaluation.





DAFTAR PUSTAKA

Jawwad, M Ahmad Abdul. 2004. Manajemen Waktu. Bandung : Syaamil Cipta Media.
Martin, G and Pear, J. 1996. Behavior Modification: What It Is And How To Do It. New Jersey: Prenhell Hall International Inc.
Miltenberger G. Raymond. 2008. Behavior Modification: Principles and Procedures. University of South Florida.
Prijosaksono, Aribowo dan Marlan Mardianto. 2001. 12 Langkah Manajemen Diri. Jakarta : Elex Media Computindo.
Soekadji, S. 1983. Modifikasi Perilaku: Penerapan Sehari-hari dan Penerapan Profesional. Yogyakarta: Liberty.

0 komentar:

Posting Komentar

Facebook comment